EKBIS.CO,
Gula adalah salah satu komoditas yang ditarget mencapai status swasembada. Namun hingga kini masalah lahan menjadi hambatan upaya produksi gula dalam negeri.
Dirut PTPN VII, Boyke Budiono mengatakan area tebu salah satu perusahaan negara di bidang gula kini berkurang sejak 2007 lalu. Dari semula luas lahan 9500 hektar, turun sekitar 5000 hektar.
Ia mengatakan, jika Indonesia tidak segera bertindak, roadmap swasembada gula akan sulit tercapai. Tahun ini, produksi PTPN VII hanya 61,58 ribu ton, meleset dari target 71 ribu ton.
Pelaku usaha menyadari capaian swasembada memerlukan investasi besar. Direktur Utama (Dirut) Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro mengatakan Indonesia tak mungkin bisa swasembada gula tanpa adanya lahan baru untuk membangun pabrik.
Menurut dia, jika pemerintah menyediakan lahan untuk perluasan pabrik gula, Indonesia bisa selangkah lebih dekat dengan swasembada gula. Setidaknya dibutuhkan 350 ribu hektar tanah, untuk eskpansi perkebunan dan pabrik gula agar bisa diperoleh produksi gula 5,7 ton pada tahun 2014.
Banyak BUMN lantas meminta diberi kesempatan untuk bisa mengimpor raw sugar guna mengisi kapasitas pabrik yang belum terpakai. Pasalnya, sebagian BUMN hanya mengolah gula yang berasal dari tebu petani sekitar enam bulan saja. Sisanya menganggur.
Jika BUMN bisa menggunakan secara penuh dari pengolahan raw sugar impor, BUMN bisa mendapatkan banyak keuntungan.
Ismed menggambarkan keuntungan yang diperoleh bisa mencapai Rp 350 per kg. Dari keuntungan tadi ia katakan bisa menambah investasi untuk membangun pabrik di luar jawa. “Tanpa begitu, sampai kiamat pun swasembada gula tak akan tercapai,” ujarnya.