EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Agus Suprijanto mengatakan, realisasi belanja modal hingga awal Oktober 2012 mencapai Rp 65,9 triliun atau 39,1 persen dari pagu APBN-Perubahan 2012 sebesar Rp 168,7 triliun.
"Bandingkan pencapaian tersebut dengan periode yang sama tahun lalu, di mana belanja modal hanya mencapai Rp 46,1 triliun atau 32,8 persen dari pagu anggaran," ujarnya di Jakarta, Selasa (16/10).
Agus juga memaparkan realisasi belanja barang telah mencapai Rp 76,3 triliun atau 40,9 persen dari pagu Rp 186,6 triliun dan belanja pegawai mencapai Rp 125,2 triliun atau 59,3 persen dari pagu Rp 212,3 triliun.
Menurut dia, dengan pencapaian tersebut, realisasi belanja negara secara keseluruhan mencapai Rp 999,3 triliun atau 64,5 persen dari pagu anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp 1.548,3 triliun "Angka ini lebih tinggi daripada periode 5 Oktober 2011 yang hanya 60 persen," ujarnya.
Agus mengatakan apabila kondisi ini terus berlanjut hingga akhir tahun, maka tren penyerapan anggaran belanja yang menumpuk dan selalu terjadi pada triwulan IV masih akan terjadi.
"Sampai akhir tahun ini masih ada tendensi penumpukan realisasi anggaran. Meskipun sudah ada perbaikan, tapi pola menumpuk di akhir tahun masih ada," ujarnya.
Sementara, Agus melanjutkan realisasi pendapatan negara telah mencapai Rp 912,7 triliun atau 67,2 persen dari target anggaran Rp 1.358,2 triliun. Dengan demikian defisit anggaran tercatat Rp 86,6 triliun atau 0,45 persen dari PDB.
"Pada periode yang sama tahun lalu realisasi pendapatan negara 71 persen," ujarnya.
Dari realisasi tersebut, penerimaan perpajakan mencapai Rp702,8 triliun atau 69,2 persen dari target pendapatan senilai Rp1.016,2 triliun, bandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama yang mencapai 70,8 persen.
"Yang membuat realisasi perpajakan sedikit di bawah tahun lalu persentasenya adalah karena adanya penurunan penerimaan negara bukan pajak," katanya.
Agus memaparkan realisasi penerimaan negara bukan pajak migas mencapai Rp 105,2 triliun atau 53 persen dari target sebesar Rp 198,3 triliun, sementara tahun lalu realisasi mencapai Rp 120,9 triliun atau 69,8 persen dari target.
"Penerimaan negara bukan pajak migas turun baik nominalnya maupun persentasenya lebih rendah dari tahun lalu," katanya.