EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekonom dari The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, menilai dari sisi makroprudensial, ekonomi Indonesia di 2013 masih akan tumbuh di atas enam persen. Salah satu penopangnya berasal dari konsumsi domestik masyarakat Tanah Air yang populasinya telah melebihi 240 juta orang.
Meski demikian, Enny menyebut seluruh stake holder harus berupaya keras meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi. "Karena dari tahun ke tahun, mikroprudensialnya semakin buruk," tutur Enny saat dihubungi, kemarin.
Kesenjangan pendapatan (gini ratio) diprediksi akan meningkat dari angka saat ini yaitu 0,41. Selain itu, Enny menyebut investasi juga menjadi faktor lain yang akan menopang pertumbuhan ekonomi di 2013. Akan tetapi, investasi masih akan terkonsentrasi di sektor nontradable yang sedikit menyerap tenaga kerja dibandingkan sektor tradable yang banyak menyerap tenaga kerja.
Menurut Enny, semua ini tak lepas dari target pertumbuhan ekonomi yang ingin disasar tanpa mengejar pertumbuhan yang inklusif. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi terus mengalami peningkatan namun kesenjangan akan semakin melebar. "Sebab, penciptaan lapangan kerja tidak terjadi," kata Enny.
Secara keseluruhan, Enny menilai mindset pembangunan ekonomi Indonesia sudah carut marut. Perekonomian Indonesia semakin jauh dari falsafah Pasal 33 UUD 1945 di mana tiga pilar utama yakni pengusaha, pemerintah dan UMKM harusnya saling menyokong. "Sekarang sudah timpang. Prioritas lebih ke usaha besar dan persaingan bebas."