EKBIS.CO, JEDDAH -- Garuda Indonesia meneken kontrak baru perawatan, perbaikan dan rekonfigurasi pesawat dengan lima perusahaan penerbangan Nigeria.
"Kontrak telah ditandatangani dan disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Abuja senilai 60 juta dolar AS selama tiga tahun," kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia Emirsyah Sattar di Jeddah, Senin (4/2).
Emir yang ditanya di atas pesawat Kepresidenan Airbus 330-300 dengan call sign "Garuda Indonesia 1" dalam penerbangan dari Abuja ke Jeddah tersebut tampak sumringah.
"Saya gembira, baru saja teken kontrak untuk devisa negara," ujarnya terus mengumbar senyum.
Menurut Emir, produk jasa berteknologi tinggi Indonesia juga telah memasuki pasar Nigeria, yaitu sejumlah perusahaan penerbangan negeri di Afrika Barat itu menggunakan jasa Garuda Maintenance Facility (GMF) dalam perawatan, perbaikan dan rekonfigurasi pesawat.
"Pesawat mereka dibawa ke Jakarta untuk pemeliharaan. Bahkan, Nigeria minta Garuda bikin hanggar di Lagos," katanya.
Menurut Emir, Nigeria punya sejumlah pesawat Boeing 747. Pilihannya dirawat ke Eropa atau ke Indonesia yang jaraknya sama.
Informasi dari KBRI di Abuja menyebutkan lima perusahaan yang menandatangani kontrak dengan Garuda adalah Max Air, Kabo Air, Aero Contractors, dan Silver Bird.
Saat ini sebuah perusahaan penerbangan Harrison Kuti Air sedang menunggu empat pesawat yang direkonfigurasi oleh GMF untuk segera meluncurkan Harrison Kuti Air sebagai pemain baru industri penerbangan Nigeria.
Dubes RI untuk Nigeria Sudirman Haseng kepada media mengatakan jika Max Air dan Kabo Air membeli pesawat baru, umumnya dibeli dari Jepang. Kemudian pesawat itu dibawa ke Indonesia untuk diubah desain interiornya sebelum dioperasikan di Nigeria.
"GMF pernah memelihara empat pesawat Max Air dan dua milik Kabo Air. Mereka puas dengan pelayanan Garuda," kata Haseng.
Menteri Perindustrian MS Hidayat menyambut baik penandatangan kontrak baru perawatan, perbaikan dan rekonfigurasi pesawat dengan lima perusahaan penerbangan Nigeria. "Ini bukti industri pemeliharaan pesawat Indonesia diakui dunia internasional," katanya.