EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekonomi kreatif memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut ditandai oleh peningkatan kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) dalam tiga tahun terakhir.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menyatakan ekonomi kreatif rata-rata menyumbang tujuh persen terhadap PDB. "Dan pertumbuhan yang terjadi selalu signifikan," tutur Mari saat membuka perhelatan kedua Indonesia Fashion Week 2013 di Jakarta Convention Center, Kamis (14/2).
Sebagai gambaran, ekonomi kreatif menyumbang Rp 473 triliun terhadap PDB pada 2010. Angka ini kemudian meningkat menjadi Rp 574 triliun pada 2012. Untuk tahun ini, Mari memperkirakan pertumbuhannya dapat mencapai 6,5 persen dengan syarat pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di kisaran enam persen.
Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja, ekonomi kreatif memberikan sumbangsih 11,8 juta pekerja pada 2012. Untuk 2013, diperkirakan terdapat penambahan tak kurang dari 100 ribu tenaga kerja baru dari sektor ini. "Potensi ini harus terus dikembangkan karena besarnya pasar dan tumbuhnya kelas menengah," kata Mari.
Khusus untuk fashion, mantan Menteri Perdagangan ini menyebut sumbangan fashion terhadap berada di urutan kedua. Pada 2010, fashion menyumbang Rp 128 triliun sedangkan dua tahun kemudian, angka tersebut meningkat menjadi Rp 164 triliun. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, fashion menyumbang 3,8 juta tenaga kerja tahun lalu.
Dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif di bidang fashion, Mari menjelaskan empat kementerian terkait sepakat untuk mengembangkan rancangan blue print ekonomi kreatif fashion. Keempat kementerian itu antara lain Kemenparekraf, Kemendag, Kemenperin dan Kemenkop dan UKM.
Kemenparekraf bertujuan untuk mengembangkan desain dan pemahaman terhadap tren terkini. Kemendag mengatur pendistribusian produk-produk fashion, Kemenperin memberikan dukungan dari sisi kualitas dan standardisasi bahan baku dan Kemenkop dan UKM mendorong keterlibatan UKM terlibat di dalamnya.
Mari menyebut pembagian tugas telah disepakati keempat kementerian ini dan segera dikerja samakan dengan stake holder terkait. Harapannya Indonesia dapat menjadi salah satu pusat mode di tingkat ASEAN, Asia maupun Dunia dalam tahun-tahun mendatang. "Targetnya memang go global di 2025."
Hidayat menambahkan setelah keberadaan rancangan blue print ini, sebaiknya dibuat roadmap pada masing-masing kementerian. Isinya terkait dengan langkah-langkah konkret yang akan diambil dalam lima tahun ke depan. "Sehingga seluruh usaha untuk mencapai target-target itu bisa terintegrasi," ujar Hidayat.