EKBIS.CO, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartanti mengatakan pertumbuhan laba perbankan pada tahun ini akan meningkat dibandingkan 2012 sebesar 23 persen.
"Kondisi perbankan kita dengan spread (selisih) suku bunga 6,1 persen mendorong laba akan tetap meningkat, namun kami belum menghitung angka pastinya," kata Enny di Jakarta, Senin (18/2).
Enny bahkan mengatakan, sekalipun tidak menyalurkan kredit, perbankan akan tetap bisa meraup laba dengan spread suku bunga yang besar tersebut. "Perbankan tidur saja mereka masih untung kok. Apalagi sekarang pemerintah banyak mengeluarkan surat-surat berharga negara, perbankan taruh di sana pun masih untung dengan suku bunga yang sangat kompetitif itu," paparnya.
Enny membandingkan dengan spread suku bunga di Malaysia yang hanya 1,7 persen. "Malaysia itu kan cuma 1,7 persen antara suku bunga DPK dan suku bunga kredit, nah sementara kita 6,1 persen. Ini masih terlalu lebar," ujarnya.
Dengan kondisi ini, lanjutnya, tidak memberikan dorongan kepada para bankir untuk bekerja keras karena sudah dapat menghasilkan profit tanpa upaya yang besar.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang tertuang di situs Bank Indonesia (BI), perbankan nasional mencapai pertumbuhan laba sebesar Rp 92,8 triliun atau 23 persen per Desember 2012 dibandingkan 2012 sebesar Rp 75 triliun. Sementara itu, untuk total kredit bank umum di 2012 mencapai Rp 2.725 tirliun atau meningkat dibandingkan pada penyaluran kredit Desember 2011 Rp 2.200 triliun.