EKBIS.CO, JAKARTA -- Kebutuhan impor bahan bakar minyak (BBM) PT Pertamina (Persero) makin tinggi. BUMN sektor migas tersebut mencatat impor BBM sebesar 9 juta hingga 11 juta barel per bulan.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan besaran impor tergantung kondisi kilang dalam negeri. "Yang pasti kita sudah lakukan optimalisasi hilir," ujarnya, Kamis (28/2).
Bila ongkos produksi BBM di kilang Pertamina ternyata lebih rendah dibanding impor, maka impor akan ditekan. Namun, bila harga BBM impor murah, maka Pertamina mengambil tindakan untuk meminimalisir produksi kilang. "Sehingga ada balance," tegasnya.
Sayangnya Hanung enggan memaparkan soal anggaran yang harus dikeluarkan Pertamina setiap bulannya untuk pengadaan BBM impor."Budget ikut pergerakan harga minyak," katanya.
Di Desember 2012, anak usaha Pertamina , PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral), mengimpor sebanyak 10,7 juta barel premium untuk pengiriman Januari 2013. Dilansir media Singapura, Platts, pembelian yang dilakukan Petral ini lebih tinggi dari perkiraan pasar sekitar 2,2 juta barel.
Petral pun dikabarkan mencari tambahan premium lagi sebanyak 400 ribu hingga 600 ribu barel. Sebelumnya, perusahaan juga menandatangani tender pembelian premium untuk kuartal pertama 2013 dengan harga pembelian 50 sen dolar AS per barel.