EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Sebanyak 340 kontainer bawang impor masih tertahan di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Bawang tersebut akan didistribusikan ke seluruh Pulau Jawa termasuk DIY.
Hal itu dikemukakan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Causa Iman Karana usai mengikuti Rapat Tim Pengendali Infalasi Daerah (TPID) DIY, di Yogyakarta, Senin (18/3).
Setelah diperoleh kepastian bahwa bawang impor dari CIna dan Thailand yang kini sudah ada di Tanjung Perak tersebut maka kebutuhan stok bawang di DIY diharapkan akan segera tercukupi. Namun sampai saat ini belum dapat didistribusikan karena terkendala kelengkapan dokumen.
''Mudah-mudahan dokumen bisa cepat selesai dan bawang segera masuk ke DIY. Oleh karena itu kami minta dinas terkait menanyakan kepada Kemendag (Kementerian Perdagangan) mengenai stok tersebut,''tuturnya.
Selanjutnya Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindagkop dan UKM DIY Eko Witoyo mengatakan pihaknya siap melakukan koordinasi dengan kementerian terkait mengenai masalah kelangkaan bawang. Sebab kebijakan dari pusat harus disinkronkan dengan kebijakan di daerah.
''Masalah kelangkaan bawang ini akan segera kami koordinasi dengan biro perekonomian. Keputusannya akan dibahas pada rapat koordinasi yang dilakukan minggu ini atau paling lambat minggu depan,'' katanya.
Eko mengatakan pihaknya tidak akan terburu-buru melakukan operasi pasar. Karena dari pengalaman saat harga daging sapi mahal ternyata tidak bisa melawan harga pasar.
Menurut Causa, dengan langkanya bawang yang menyebabkan harga bawang tinggi, maka tingkat inflasi di DIY diprediksi pada bulan Maret mencapai dua persen atau mengalami kenaikan dua kali lipat dibandingkan inflasi pada bulan Februari yang hanya 0,93 persen.
Selain harga bawang, yang mempengaruhi kenaikan inflasi adalah kenaikan harga properti. Tentu saja dengan adanya kepastian jumlah pasokan bawang impor yang masih tertahan di pelabuhan, diharapkan mampu menekan harga bawang.
''Apabila sudah didistribusikan saya pikir tidak akan kendala lagi,'' tuturnya.