EKBIS.CO, JAKARTA -- Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) netto Bank Tabungan Negara (BTN) meningkat. NPL menjadi 3,83 persen pada triwulan I 2013 dari periode yang sama tahun lalu sebesar 2,22 persen.
Direktur Keuangan BTN, Saut Pardede mengatakan, kredit macet disebabkan KPR subsidi dan komersial berupa pembenahan administratif. Saut menjelaskan, BTN program interest-only balon payment pada 2008. "Sekarang subsidinya sudah jatuh tempo. Nasabah masih membayar dengan cicilan lama," ujar Saut pada Paparan Kinerja Kuartal I BTN di Jakarta, Kamis (18/4).
Dia menyebutkan, kredit konsumer properti subsidi mengambil komposisi hingga 48 persen. Sisanya sebesar 52 persen merupakan kredit KPR komersial.
Sementara itu, BTN mencatatkan kenaikan total aset sebesar 31,6 persen. Total aset menjadi Rp 120,178 miliar dibandingkan periode yang sama di 2012 sebesar Rp 91,317 miliar.
Dari sisi kredit dan pembiayaan, BTN berhasil mencatat pertumbuhan dari Rp 66,482 triliun pada 2012 menjadi Rp 85,511 triliun. Total kredit dan pembiayaan tersebut naik 28,62 persen dibanding periode sama di 2012.
"Kredit yang diberikan perseroan akan terus tumbuh sampai dengan akhir tahun 2013," ujar Direktur BTN, Evi Firmansyah. Perseroan menargetkan kredit BTN akan tumbuh sekitar 26-30 persen.