EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bahana Securities menargetkan pertumbuhan investor ritel menjadi 7.500 investor di 2014. Hingga akhir 2012 investor ritel di Bahana Securities baru berjumlah 2.500 investor.
Jumlah yang kecil ini disebabkan oleh belum fokusnya perseroan dalam menggarap investor ritel. "Selama ini kami banyak mendorong pertumbuhan investor institusi," ujar Direktur Utama bahana Securities Eko Yuliantoro, Rabu (24/4).
Perseroan mengaku berhati-hati dalam menjaring lebih banyak investor ritel. Pasalnya strateginya berbeda dengan investor institusi. Diharapkan dengan sistem baru perseroan bisa menampung lebih banyak investor ritel, dengan target tambahan di 2015 menjadi 20 ribu investor.
Bahana menilai dengan perhitungan dari sisi pendapatan per kapita Indonesia seharusnya mampu menciptakan 40 juta investor ritel. Namun kenyataannya investor ritel di Indonesia baru 400 ribu orang. "Setidaknya dengan jumlah emiten yang ada investor ritel yang ada seharusnya 4 juta orang," kata Eko.
Untuk mendorong pertumbuhan investor ritel, Bahana Securities akan meluncurkan kembali direct trading. Eko mengungkapkan peluncuran kembali akan dilakukan di kuartal keempat tahun ini.
Hingga akhir tahun lalu investor lokal belum menguasai investasi di pasar modal di Indonesia. Tercatat rasio investor domestik hanya 46 persen dari total investor yang menguasai pasar modal Indonesia. Dari 46 persen tersebut hanya 19 persen yang merupakan investor ritel.
Perdagangan harian terus mengalami peningkatan. Per akhir tahun lalu perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia mencapai 450 miliar dolar AS. Tahun sebelumnya hanya 398 miliar dolar AS. Sedangkan kapitalisasi pasar tercat meningkat dari 383 juta dolar AS menjadi 533 juta dolar AS.
Penambahan investor ritel ini sejalan dengan tujuan Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI terus mendorong sosialisasi dan edukasi untuk menciptakan investor baru. Salah satu upayanya adalah dengan membuka Sekolah Pasar Modal.