EKBIS.CO, SURABAYA -- Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun menyatakan, kesenjangan industri di Indonesia masih besar. Menurutnya, ada 70 persen industri tersebar di Jawa dan 20 persen industri di Sumatera.
Sementara, sekitar 10 persen industri terbagi pada sejumlah wilayah di luar itu. Oleh karena itu, dia mencontohkan, pengusaha yang membawa peti kemas ke Papua menjadi lebih mahal ongkosnya daripada ke Cina.
"Karena kapal yang membawa peti kemas itu balik dalam keadaan kosong. Itu pengusaha gila namanya," katanya di Surabaya, akhir pekan lalu saat menghadiri Sidang Terbuka Promosi Doktor untuk dosen Universitas Pattimura (Unpatti) Maluku Dr Ir Marcus Tukan BSE MT di Auditorium Pascasarjana ITS Surabaya,
Menurutnya, hal itulah yang mendorong Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Dia pun menyebut, mubazir jika membangun pelabuhan tanpa membangun industri. Menurut Alex Retraubun yang juga alumni Unpatti itu, model yang dikembangkan rekannya Marcus Tukan merupakan hasil penelitian yang strategis, sebab ukuran pertumbuhan ekonomi pada kawasan timur berbasis pelabuhan, bukan jalan seperti di Jawa.
"Itu strategis, karena dia menemukan model bahwa panjang pelabuhan itu berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah kepulauan. Itu seperti fungsi jalan di Jawa. Model itu mengisyaratkan pentingnya pembangunan pelabuhan dan industri di kawasan timur," katanya.