EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Indofood Sukses Makmur Tbk membukukan penurunan laba usaha di kuartal pertama 2013. Penurunan disebabkan oleh meningkatnya beban biaya operasional perseroan.
Indofood mencatat penurunan laba usaha sebesar 24,8 persen menjadi Rp 1,34 triliun. Margin laba usaha perseroan ikut turun dari 15 persen menjadi 10,4 persen.
Chief Executive Officer (CEO) Indofood Anthoni Salim mengungkapkan pencapaian hasil kuartal pertama sangat dipengaruhi oleh turunnya kinerja Grup Agribisnis. "Hal ini disebabkan oleh turunnya harga crude palm oil (CPO) dan karet, ditambah beban yang lebih tinggi," ujar Anthoni, Selasa (30/4).
Namun demikian perseroan mencatat penurunan yang tidak terlalu signifikan karena mendorong pertumbuhan grup usaha lain seperti Grup CBP dan Bogasari. Perseroan juga mendorong pertumbuhan penjualan yang per akhir kuartal pertama tercatat naik 8,7 persen menjadi Rp 12,86 triliun.
Penjualan terbesar perseroan yang berkode emiten INDF ini berasal dari Grup Produk Konsumen Bermerk, yaitu sebesar 45 persen. Sedangkan Grup Bogasari berkontribusi sebesar 26 persen, Grup Agribisnis berkontribusi sebesar 21 persen dan sisanya dari Grup Distribusi.
Total penjualan Grup CBP yang terdiri dari divisi mi instan, susu, makanan ringan ini tumbuh 10,9 persen menjadi Rp 5,7 triliun. Pertumbuhan terutama didorong oleh penjualan mi instan.
Grup Bogasari mencatat peningkatan penjualan sebesar 13,3 persen, terutama disebabkan oleh kenaikan harga jual rata-rata dan volume penjualan. Grup Distribusi mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 10,4 persen menjadi Rp 1,02 triliun.
Perseroan mencatat penurunan penjualan dari Grup Agribisnis sebesar 3,1 persen. Hal ini disebabkan oleh tingginya harga jual rata-rata penjualan produk kelapa sawit dan karet. "Selain itu juga disebabkan oleh penurunan penjualan produk minyak dan lemak nabati," kata Anthoni.
Karena penurunan kinerja Grup Agribisnis, laba bruto Indofood turun 5,1 persen menjadi Rp 3,11 triliun pada kuartal pertama 2013. Sedangkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 11,4 persen menjadi Rp 722,4 miliar. Core profit turun 7,6 persen menjadi Rp 744 miliar sehingga laba per saham tercatat Rp 82.