EKBIS.CO, Jember -- Rencana pemerintah melaksanakan target swasembada gula dinilai baru bisa terlaksana 2-3 tahun mendatang. Pengusaha melihat produksi tahun ini justru akan berkurang dibandingkan tahun lalu yang menyentuh 2,5 juta ton.
"Perkiraan saya peroduksi tahun ini hanya 2,2 hingga 2,3 juta ton," ujar pengusaha perkebunan tebu, Arum Sabil ditemui di Jember, Kamis (10/5). Tahun lalu, faktor cuaca mendukung proses penanaman hingga tebu siap dipanen. Ketika penanaman, lahan sering diguyur hujan. Iklim basah menaungi masa pertumbuhan vegetatif yang mencakup akar, batang dan daun. Setelah memasuki musim giling, kemarau pun datang.
Produksi tebu menjadi tinggi karena rendeman juga bagus. Namun dukungan yang sama diragukan terjadi tahun ini. Musim panen diperkirakan diiringi musim kemarau. Hal ini diprediksi berdampak pada hasil produksi. "Begitu panen masuk musim kemarau, tebu pun ditebang. Padahal saat itu terjadi pertumbuhan vegetatif sehingga butuh air," jelas Arum.
Jumlah pabrik gula di seluruh Indonesia sebanyak 62 unit. Kapasitas terpasang pabrik gula sekitar 213 ribu ton cane per hari. Sedangkan luas perkebunan tebu mencapai 451 hektare (ha). Jika ingin melaksanakan swasembada, pemerintah disarankan meluaskan lahan hingga 750 ha. Perluasan lahan bisa dilakukan di berbagai propinsi di Indonesia. Lalu kapasitas terpsang pun didongkrak hingga menyentuh 500 ribu ton per cane per hari.
Produksi tebu yang rerata mencapai 80 ton per ha juga harus dinaikkkan menjadi 100 ton per ha. Rata-rata kandungan kadar gula di dalam batang tebu (rendemen) pun harus diatas 10 persen. "Saat ini, rata-rata rendemen masih di angka 8 persen," kata Arum.