EKBIS.CO, MANAMA -- Industri keuangan syariah tumbuh menjadi segmen yang semakin besar di pasar keuangan syariah global. Bahkan industri ini diproyeksi akan tumbuh 50 persen lebih cepat dibanding konvensional.
Kepala Eksekutif Konferensi Dana dan Pasar Keuangan Syariah Dunia (WIFFMC), David McLean mengatakan tren positif tersebut dapat dikaitkan dengan cepatnya ekspansi geografis terhadap produk dan jasa keuangan syariah. Kawasan yang telah menikmati pertumbuhan luar biasa ini adalah Asia Pasifik, Asia Tengah, Eropa, serta Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA).
"Potensi ukuran pasar keuangan syariah sangat luas dan berkelanjutan untuk menarik investasi internasional serta emiten pasar modal baru," ucap McLean, seperti dikutip dari AME Info, Kamis (16/5).
Perkiraan industri terbaru menyebutkan pasar sukuk global diperkirakan tumbuh lebih dari 140 persen mencapai 292 miliar dolar AS pada 2016. Segala tantangan dalam industri dana dan investasi syariah harus segera diatasi. Perlu dipastikan bahwa industri memiliki pondasi solid untuk pengembangan dan pertumbuhan di masa depan.
Direktur Eksekutif Pengawasan Lembaga Pengawasan Keuangan Bank Sentral Bahrain, Abdul Rahman Mohammed Al Baker mengatakan industri keuangan dan perbankan syariah internasional datang dari berbagai belahan dunia. Ini menyebabkan keuangan syariah memiliki beragam produk dan jasa yang berkembang di seluruh Timur Tengah, Eropa, Asia dan Afrika. Aset perbankan syariah global diproyeksi menyentuh angka 2 triliun dolar AS pada akhir 2013 dari 1,3 triliun dolar AS di 2012.
Al Baker menyebut meski keuangan syariah terus maju, namun industri ini masih kekurangan kendaraan investasi syariah. Melihat perkembangan dan ekspektasi masyarakat, maka industri investasi syariah perlu meningkatkan inovasi instrumen syariah baru dan kendaraan investasi yang menjangkau pasar.
Untuk membahas potensi keuangan syariah lebih lanjut, pada 27 hingga 28 Mei akan diadakan konferensi yang dihadiri lebih dari 400 pemain kunci dan regulator dana syariah dan investasi global di Bahrain. Dalam acara tersebut, CEO Organisasi Audit untuk Lembaga Keuangan Syariah (AAOIFI), Khaled Al Fakih akan menganalisis strategi kunci mengadaptasi standar keuangan global untuk industri investasi syariah.
Selain itu juga untuk menciptakan kerangka regulasi lebih kuat demi mendukung pengembangan dana dan investasi syariah global. Tak ketinggalan, Kepala Investasi Sukuk Global Franklin Templeton, Mohieddine Kronfol akan berbagi wawasan dalam mengatasi tantangan yang dihadapi industri manajemen aset syariah. Dia juga akan membahas kebutuhan distribusi lintas batas dana syariah dan bagaimana meningkatkan daya saing.
"Meski industri keuangan syariah sudah mempunyai beberapa keberhasilan inovasi, namun masih ada ruang mendiversifikasi lebih dalam pengembangan produk," kata CEO Sedco Capital, Hasan S Aljabri.
Menurutnya investor syariah sulit mengakses peluang investasi yang sama dengan investor konvensional. Ini lantaran kurangnya keragaman aset dalam produk investasi syariah. Untuk itu menurutnya perlu peningkatan signifikan dalam lintas batas kegiatan investasi syariah.