EKBIS.CO, JAKARTA – Peningkatan pangsa pasar (market share) sangat penting dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Meski market share perbankan syariah Indonesia masih relatif kecil, namun Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) optimis perbankan syariah Indonesia mampu berdiri tegak memanfaatkan momentum MEA dengan baik.
Sekretaris Jenderal Asbisindo Achmad Kusna Permana mengatakan perbankan syariah kini tengah gencar meningkatkan market share. “Kami harap konversi bank BUMN menjadi bank syariah dapat berjalan lancar sesuai tujuan,” ucapnya.
Permana, sapaan akrabnya, menyebut perbankan syariah Indonesia memiliki karakteristik berbeda dengan di negara lain. Perbankan syariah masuk dalam kategori moderat. Artinya perbankan syariah Indonesia mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tetapi tetap tidak meninggalkan kepatuhannya pada prinsip-prinsip syariah.
Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah, Syakir Sula mengatakan bukan hal mustahil market share bank syariah bisa mencapai 20 persen. Senada dengan Permana, Syakir berujar hal itu dapat dilakukan dengan metode konversi Bank BUMN.
“Jika yang dikonversi Bank BTN, diperkirakan market share mencapai 10 persen tapi bila yang dikonversi adalah Bank BRI, maka market share diproyeksi menjadi 20 persen,” katanya.
Menurutnya jika anak-anak bank BUMN yang ada disatukan menjadi bank umum syariah (BUS) baru dan kemudian ditambah adanya bank BUMN yang dikonversi, maka hal ini jelas dapat memperbesar market share. Apalagi jika nantinya BUS baru hasil konversi mengakuisisi bank hasil gabungan anak-anak usaha tadi.
“Hasilnya akan besar. Kalau hanya menggabungkan anak perusahaan, asetnya tidak akan sampai Rp 100 triliun,” ucap Syakir.
Pangsa industri perbankan syariah pada kuartal I 2013 hampir menembus 5 pesen, yakni 4,9 persen. Market share tersebut terbentuk dari perolehan aset mencapai Rp 214,5 triliun, naik 37,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi operasional, pembiayaan perbankan syariah sekitar 70 hingga 80 persen didominasi oleh pembiayaan usaha kecil dan mikro (UMKM). Aktivitas pembiayaan perbankan syariah tergolong cukup aktif dengan rasio pembiayaan dan simpanan di atas 90 persen.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah mengatakan dalam lima tahun ke depan, market share bank syariah diproyeksi mencapai 10 persen. Hal ini dilatarbelakangi pertumbuhan total aset 30 hingga 40 persen pertahun dengan asumsi market share konvensional di bawah 20 persen.
Meski kondisi perbankan syariah domestik cukup baik, namun terdapat tantangan besar yang harus dihadapi. Diantaranya aset bank syariah yang masih kecil. Saat ini hanya ada dua bank syariah dengan aset di atas Rp 40 triliun.
Sementara itu di tingkat ASEAN, terdapat lebih dari satu bank syariah negara tetangga dengan aset di atas Rp 175 triliun. Keadaan ini, kata Halim, jangan sampai membuat bank syariah asing justru mengeksploitasi pasar potensial pengembangan bank domestik pada MEA 2015-2020.