EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Electronic City Tbk menargetkan pembukaan 30 gerai di sepanjang 2013. Hingga akhir Juni 2013 perseroan telah membuka 18 gerai dan akan membuka tiga lagi di Bulan Juli 2013.
Direktur Electronic City Feri Wiraatmadja mengatakan untuk membuka seluruh gerai perseroan memerlukan dana sekitar Rp 150 miliar-Rp 200 miliar sebagai belanja modal. "Hitungan belanja modalnya untuk gerai adalah per meter persegi," kata Feri usai pencatatan saham perdana emiten berkode ECII di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/7).
Per meter persegi perseroan mengeluarkan dana sekitar Rp 2,5 juta-Rp 4 juta. Untuk gerai dengan brand Electronic City perseroan memerlukan tanah seluas 600-2.500 meterpersegi. Sedangkan untuk brand Electronic Outlet perseroan memerlukan lahan seluas 350-700 meterpersegi.
Pembukaan gerai baru ini dilakukan untuk mempertahankan pertumbuhan penjualan perseroan yang rata-rata di atas pertumbuhan penjualan global. Menurut data Euro Monitor pertumbuhan penjualan elektronik global adalah sebesar 10 persen. Sedangkan kami tumbuh 32 selama tiga tahun terakhir," ujar Feri.
Perseroan optimistis kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan tarif dasar listrik (TDL) tidak akan memberikan dampak secara langsung terhadap penjualan perseroan. Namun demikian ia mengakui dampak jangka pendek atas kenaikan tersebut ada. Namun tidak langsung setelah harga BBM naik, tapi 2-3 tiga bulan setelahnya.
Akan tetapi kenaikan keduanya justru dinilai baik bagi industri untuk jangka panjang. Perseroan telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi kenaikan BBM dan TDL dengan cara efisiensi.
Perseroan juga melihat opsi kenaikan harga jual. Akan tetapi hal tersebut belum dapat diputuskan lantaran belum terlihatnya tingkat inflasi sebagai dampak kenaikan BBM. "Kami belum dapat menebak berapa persen kenaikannya," kata Feri.