EKBIS.CO, JAKARTA--Cadangan devisa tanah air turun 7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir Juni menjadi 98,1 miliar dolar AS dari 105,1 miliar dolar AS. Sesuai data Bank Indonesia (BI), cadangan devisa berada di posisi terendah sejak Januari 2013 sebesar 95,3 miliar dolar AS.
"Cadangan devisa itu cukup untuk memenuhi kebutuhan 5,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri," ujar Gubernur BI, Agus Martowardojo, dalam konferensi pers perkembangan ekonomi makro, di kompleks gedung BI, Jakarta, Jumat (5/7). Tanpa pembayaran utang luar negeri, cadangan devisa dapat memenuhi kebutuhan 5,5 bulan impor.
Agus mengatakan kondisi cadangan devisa cukup untuk menjaga nilai tukar ke depan. Penurunan tersebut dikarenakan besarnya aksi modal keluar investor asing dari pasar keuangan dalam negeri.
Sepanjang Juni 2013, asing melepas kepemilikan surat berharga negara dan pasar modal sebesar Rp 40,1 triliun atau ekuivalen dengan 4,1 miliar dolar AS.
Penyebabnya adalah perkiraan penghentian quantitive easing dari Bank Sentral AS, the Federal Reserves. Di dalam negeri, korporasi banyak yang membutuhkan asing untuk membayar utang, impor dan repatriasi keuntungan.
Selain itu, penerimaan negara mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya. Walaupun cadangan devisa dibawah ambang 100 miliar dolar AS, Agus tetap menegaskan besaran cadangan devisa saat ini aman. Alasannya, nilai tersebut berada di atas saat krisis keuangan dunia tahun 2005 dan tahun 2008. Saat itu, cadangan devisa hanya cukup untuk 4,3 bulan impor dan utang luar negeri.