EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan melakukan audit khusus terhadap perbaikan jalur pantura yang berada di bawah kendali Kementerian Pekerjaan Umum. Anggota BPK Ali Masykur Musa mengatakan audit akan dimasukkan ke dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) Semester II Tahun 2013. Demikian disampaikan Ali kepada ROL, Selasa (23/7), terkait perbaikan yang memakan dana Rp 1,28 triliun tersebut.
Menurut Ali, fenomena perbaikan jalur panturan yang kerap berulang setiap tahunnya merupakan imbas dari permasalahan dari hulu hingga ke hilir. Dari hulu, per 31 Oktober, setiap tahunnya proses Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah digodok.Dari sana, Ali menyebut estimasi penerimaan negara sudah bisa diketahui. "Artinya pada Maret atau awal tahun seharusnya setiap proyek sudah dimulai setelah proses lelang. Bukan menjelang arus mudik baru dikerjakan," tuturnya.
Kemudian, Ali menyebut permasalahan menjadi berlarut-larut karena tidak ada ketegasan dari pemerintah terhadap kontraktor yang nakal. Seolah menjadi rahasia umum jika melihat kualitas material pembangunan jalan yang seringkali tidak sesuai dengan spesifikasi. Menurutnya, kontraktor yang nakal seharusnya tidak boleh mengikuti tender berikutnya.
Masalah lain yang harus segera diatasi, ujar Ali, adalah muatan yang berlebih yang melintasi jalan ini. Pantura menanggung beban yang sangat berat di mana tak kurang dari 45 ribu kendaraan yang melewatinya. Padahal kapasitasnya hanya untuk 20 ribu kendaraan. Belum lagi beratnya muatan kendaraan yang seringkali di luar batas angkut maksimal.
Solusi untuk mengurangi beban atau isi kendaraan, ujar Ali, menjadi krusial dan harus ada infrastruktur alternatif untuk mengangkut beban yang berat. Terlebih masih ada sejumlah moda yang bisa dioptimalkan seperti kereta api dan kapal laut. "Jelas terlihat masalah ini akan selesai bukan dengan cara menambal sulam jalan," ucapnya.
Deputi Perencanaan Infrastruktur dan Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Luky Eko Wuryanto mengatakan perbaikan jalur pantura yang terus berulang setiap tahunnya merupakan akibat dari ketiadaan opsi bagi transportasi barang dan manusia. "Karena jalan itu urat nadi satu-satunya. Sebetulnya perbaikan is too strong word. Barang kali cuma dilapis doang. Barang kali yang lobang-lobang ditambal, tapi tidak dilakukan secara struktural," papar Luky.
Lebih lanjut, Luky menilai perlu perbaikan secara struktural dalam artian penataan bebannya lebih berkurang. Pembangunan jalan tol bisa menjadi salah satu solusi untuk meminimalisir beban pantura.