EKBIS.CO, DENPASAR -- Maskapai penerbangan Garuda Indonesia didorong untuk lebih banyak menerbangi sejumlah negara di kawasan Asia-Pasifik daripada negara-negara di Eropa. "Pangsa pasar pariwisata Indonesia cukup besar di kawasan Asia-Pasifik," kata pengamat pariwisata Bali Tjokorda Gede Agung di Denpasar Rabu (7/8).
Menurut dia, 50 persen wisatawan asing yang berlibur di Bali berasal dari Asia-Pasifik dan sangat berpeluang bertambah kalau saja jadwal penerbangannya pun bertambah. "Saya sependapat bahwa rute ke sejumlah negara Asia seperti Shanghai, Hong Kong, dan China 'load factor'-nya (tingkat isian penumpang) sangat tinggi. Ini sangat bagus untuk terus dikembangkan," ujar Tjok Agung.
Ia menambahkan, penerbangan Garuda jurusan Jakarta-London juga penting tetapi tidak seramai kawasan Asia-Pasifik sebab penerbangan ke Eropa selain jaraknya yang terlalu jauh juga membutuhkan penanganan serius terkait infrastruktur bandara. Tjok Agung menyebutkan data kunjungan parwisata Bali selama Januari-Juni 2013 jumlah wisatawan mancanegara ke daerah ini tercatat 1.492.971 orang, atau 869 ribu orang atau 58,26 persen diantaranya dari negara Asia Pasifik.
Masyarakat internasional tersebut terbanyak datang dari Australia sebanyak 384,552 orang atau 25.76 persen dari seluruh pelancong luar negeri yang berlibur ke Bali, menyusul dari Cina187,709 orang atau 12.57 persen. Ia mengatakan, ada sekitar 37 negara di Asia Pasifik mengirimkan masyarakatnya ke Bali untuk menikmati liburan ke Pulau Dewata, selama ini dan potensi itu harus dimanfaatkan oleh atrmada penerbangan nasional seperti garuda Indonesia.
Sementara masayarakat Eropa yang melakukan perjalanan wisata ke Bali hampir 50 negara, namun jumlah kunjngannya hanya tercatat 301,733 orang atau 20.21 persen dari jumlah turis ke Pulau Dewata Januari-Juni 2013. "Jadi kalau Garuda mengambil lintasan di negara Pasifik sangat menguntungkan dalam jangka pendek dan jangka panjang, sedangkan untuk Eropa tampaknya masih bisa dalam perencanaan jangka menengah," kata Tjok Agung.