EKBIS.CO, JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golongan Karya Satya Widya Yudha menjelaskan target lifting minyak dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014 harus ditetapkan dengan realistis. Oleh karena itu, target lifting 870 ribu barel harus dapat diperjelas sumber-sumbernya produksinya.
"Apakah sudah mencantumkan potensi tambahan produksi di Cepu? Kalau itu belum, masih ada potensi lebih dari 870 ribu barel per hari," ujar Satya saat ditemui menjelang mengikuti Rapat Sidang Paripurna di Ruang Sidang Paripurna, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Senin (20/8).
Sebagai catatan, target lifting dalam RAPBN 2014 lebih tinggi dibandingkan target dalam APBN Perubahan 2013 yakni 840 ribu barel. Selain itu, Satya menilai masih banyak potensi yang bisa digenjot dari lapangan-lapangan yang berada dalam konsesi Chevron, Conoco Philips dan Exxon Mobile Cepu.
Lebih lanjut, Satya mengatakan kasus yang menimpa mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini, tidak akan berpengaruh banyak terhadap eksplorasi minyak dan gas dalam negeri. "Pemerintah sudah cepat menggantinya sebagai antisipasi kekosongan."