EKBIS.CO, MEDAN--Pemerintah Indonesia dan Malaysia menyepakati peningkatan penggunaan biodiesel di masing-masing negara untuk menekan ketergantungan ekspor crude palm oil (CPO) sekaligus mendongkrak harga ekspor.
"Kesepakatan itu merupakan satu dari beberapa persetujuan yang dilakukan kedua negara tersebut dalam pertemuan bilateral Indonesia-Malaysia di Malaysia belum lama ini," kata Ketua Derom Bangun yang dihubungi melalui telepon selulernya dari Medan, Jumat (6/9).
Indonesia berjanji akan segera meningkatkan komposisi bahan bakar solar dari B7,5 yang mengandung 7,5 persen biodiesel sawit menjadi B10 yang mengandung 10 persen. Sementara itu, Malaysia juga meningkatkan penggunaan biodiesel di negaranya dari lima persen menjadi 7,5 persen.
"DMSI sangat mendukung kesepakatan meningkatkan penggunaan biodiesel di dalam negeri itu," katanya. Penggunaan biodiesel sebanyak 10 persen yang berarti 3,3 juta kiloliter (kl) dari pemakaian solar yang mencapai 33.000.000 kl setiap tahun akan menyedot CPO sebanyak 3.000.000 ton.
Penyedotan yang bertambah untuk biodiesel di dalam negeri tentunya memengaruhi perimbangan "supply-demand" (pasokan dan permintaan) di pasar internasional. "Dengan pengurangan pasokan diharapkan harga CPO akan naik yang otomatis mendongkrak harga TBS petani," katanya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut Parlindungan Purba menyebutkan bahwa pengusaha memang membutuhkan kebijakan-kebijakan Pemerintah yang mendukung pergerakan harga ekspor komoditas yang masih menjadi andalan Sumut.
Apalagi, lanjut dia, sejak terjadi krisis ekonomi dunia. nilai ekspor komoditas tren menurun. Nilai ekspor minyak sawit, misalnya, hingga Juli 2013 turun 6,O3 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu atau tinggal 2,280 miliar dolar AS.