EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah pada Selasa (10/9) pagi menguat 215 poin menjadi Rp 11.365 per dolar AS didorong kenaikan cadangan devisa serta penguatan indeks harga saham ganbungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat nilainya menjadi Rp 11.365 dibanding sebelumnya di posisi Rp 11.580 per dolar AS.
"Adanya kenaikan cadangan devisa dan penguatan Indeks BEI cukup membantu penguatan rupiah terhadap dolar AS," ujar Kepala Riset Trust Securities, Rheza Priyambada di Jakarta, Selasa (10/9).
Di sisi lain, lanjut dia, penguatan nilai tukar rupiah juga cukup terbantu dengan ekspektasi pulihnya ekonomi Australia pasca-Pemilu di negara tersebut dimenangkan oleh Tony Abbott yang dinilai positif oleh pasar, serta neraca perdagangan Cina menunjukkan peningkatan. "Begitu pun dengan data inflasi Cina yang cukup stabil sehingga berimbas positif pada laju mayoritas mata uang regional, termasuk rupiah," kata dia.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan dolar AS melemah terhadap mata uang utama dunia menyusul adanya kemungkinan bahwa aksi militer AS tidak akan terjadi. "Hal tersebut membuat permintaan terhadap mata uang safe haven seperti dolar AS meredup," kata dia.
Menurut dia, jika aksi militer itu dapat ditahan, maka sentimen negatif di pasar keuangan global akan berkurang, diharapkan perbaikan ekonomi global kembali berlanjut.