EKBIS.CO, JAKARTA--Kementerian Perindustrian mengharapkan Indonesia mampu menjadi produsen kakao terbesar di dunia dalam beberapa tahun ke depan meskipun saat ini masih berada di urutan ketiga di bawah Pantai Gading dan Ghana.
"Bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan Indonesia bisa melewati posisi Pantai Gading untuk menjadi produsen biji kakao terbesar didunia," kata Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Direktorat Jenderal Industri Agro Kemenperin, Faiz Achmad pada peringatan Hari Kakao Indonesia, di Jakarta, Rabu (18/9).
Faiz mengatakan meski Indonesia masih berada di urutan ketiga, namun sesungguhnya memiliki potensi yang sangat besar mengingat tanah di dalam negeri sangat cocok untuk ditanami kakao.
Faiz menjelaskan, beberapa kebijakan pemerintah dalam rangka hilirisasi industri guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri terbukti sangat efektif mengembangkan industri kakao di Indonesia sejak dikeluarkannya kebijakan Bea Keluar atas ekspor biji kakao melalui Peraturan Menteri Keuangan No 67/PMK.011/2010 pada 1 April 2010.
"Industri kakao nasional menggeliat, terbukti dengan semakin menurunnya volume ekspor biji kakao, sementara ekspor kakao olahan terus mengalami peningkatan," ujar Faiz.
Faiz menjelaskan, setelah pemberlakuan Bea Keluar (tahun 2010-2012), bijikakao yang diekspor menurun dalam kurun waktu 3 tahun, menjadi 163.501 ton pada 2012.
Jumlah ekspor tersebut, lanjut Faiz, jauh menurun jika dibandingkan dengan tahun 2011 lalu yang mencapai 210.067 ton, sementara pada tahun 2010 sebesar 432.437 ton tahun.
"Sebaliknya, volume ekspor produk olahan kakao meningkat dari tahun 2010 sebesar 119.214 ton, pada tahun 2011 naik menjadi 195.471 ton, dan tahun 2012 kembali naik menjadi 215.791 ton," ujar Faiz.