EKBIS.CO, LONDON -- Wapres Boediono menilai Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan, terutama yang berkaitan dengan sektor ekonomi. Meski perbaikan telah dilakukan dan pemerintah telah memiliki berbagai institusi yang diperlukan demi menghasilkan kebijakan makro ekonomi.
Namun, masalah terbesar saat ini justru terletak pada ketersediaan infrastruktur penunjang dalam pertumbuhan ekonomi.
"Banyak proyek yang sedang dan akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan. Meski hal ini masih belum bisa sepenuhnya mengejar permintaan yang tinggi. Berbagai upaya untuk meningkatkan performa dan kapasitas BUMN dan sektor privat pun sedang berlangsung," katanya seperti dikutip dari www.wapresri.go.id.
Tantangan lainnya, kata dia, yakni meningkatkan iklim bisnis dan kualitas layanan fasilitas publik yang keduanya mengarah pada program reformasi birokrasi. Kebanyakan targetnya adalah tujuan menengah, meski sejumlah terobosan sudah bisa dinikmati sejak sekarang.
Untuk memastikan pertumbuhan berjalan inklusif, Indonesia juga menerapkan berbagai program pengentasan kemiskinan. Tahun depan sistem jaminan kesehatan nasional akan diluncurkan.
Dalam jangka menengah, kekurangan tenaga terampil dan kualitas tenaga kerja akan menjadi tantangan serius dalam pertumbuhan ekonomi. Untuk mengatasinya, pemerintah juga telah berupaya mereformasi beberapa perubahan mendasar pada sistem pendidikan.
"Antara lain menaikan gaji guru dan menerapkan program sertifikasi serta menerapkan kurikulum baru, memberikan subsidi bagi sekolah negeri dan meningkatkan pemberian beasiswa," katanya.
Wapres mengakui perubahan dari sistem terpusat menuju desentralisasi terjadi begitu cepat. Banyak pelajaran yang telah dipetik, sebagian bisa dicatat sebagai keberhasilan, sebagian lagi berupa tantangan yang harus diperbaiki ke depan.
"Kami juga menyadari bahwa daerah memiliki kemampuan yang bervariasi. Karena itu kami terus melakukan kontrol dan pengawasan yang ketat dan terjadwal akan kemajuan satu per satu," katanya.