EKBIS.CO, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Selatan dan Bangka Belitung (Bank Sumsel Babel Syariah) menargetkan spin off pada 2020. Untuk mewujudkannya, bank tersebut mulai melakukan berbagai persiapan, diantaranya penambahan kantor cabang.
"Kami akan buka dua kantor cabang dan dua kantor cabang pembantu di uakhir tahun ini atau awal tahun depan," ujar Pimpinan Bank Sumsel Babel Syariah, Saekan kepada ROL, baru-baru ini.
Saat ini aset bank tersebut sekitar Rp 900 miliar. Angka tersebut masih kecil jika bank ingin spin off. "Memang masih jauh, tapi kami nanti kejar modal dari induk," kata Saekan.
Sementara pembiaayaan dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Sumsel Babel Syariah masing-masing sekitar Rp 600 miliar dan Rp 400 miliar. Pembiayaan masih banyak didominasi sektor konsumtif seperti pembiayaan kepemilikan rumah.
Saekan menyebut bank tersebut akan mengembangkan bisnisnya dengan menggali dan menelusuri potensi masing-masing daerah. Bank juga akan mengikuti pola ban-bank swasta dan meninggalkan polaa bank daerah, misalnya dalam menyasar sektor mikro produktif.
Perlambatan ekonomi nasional mempengaruhi bisnis Bank Sumsel Babel Syariah terutama di sisi pendanaan dan pembiayaan. Namun, kata Saekan, hal itu tidak menjadi alasan bank mengembangkan bisnisnya. "Kami akan cari dana-dana murah. Apalagi dana haji dialihkan ke bank syariah. Kami akan memaksimalkannya," ucapnya.
Bank Sumsel Babel Syariah terus mensosialisasikan produk perbankan syariah ke masyarakat setempat, diantaranya melalui talkshow, kegiatan donor darah dan jalan santai. Menurutnya pertumbuhan jumlah nasabah bank syariah cukup bagus, hanya saja mereka perlu diberi pengertian terkait bagi hasil yang diterima. Masyarakat cenderung menginginkan bagi hasil tetap.
"Kebanyakan adalah nasabah rasional. Mana bank yang memberi keuntungan paling besar, itulah yang dicari. Tetapi kami akan tetap berupaya dan memberikan yang terbaik bagi nasabah," ucap Saekan.