Kamis 21 Nov 2013 14:21 WIB

SBY: Jembatan Selat Sunda Harus Dibuat oleh Orang Indonesia

Rep: Esthi Maharani/ Red: Nidia Zuraya
Jembatan Selat Sunda akan menjadi jembatan terpanjang dunia dengan panjang mencapai 29 kilometer.
Foto: thepresidentpost.com
Jembatan Selat Sunda akan menjadi jembatan terpanjang dunia dengan panjang mencapai 29 kilometer.

EKBIS.CO, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatra dilakukan oleh orang Indonesia. Kepercayaan itu diberikan setelah beberapa pembangunan infrastruktur seperti jalan tol di atas laut di Bali telah menunjukkan hasil yang memuaskan.

“Presiden sudah menetapkan pembagunan jembatan itu harus menggunakan otak Indonesia, harus menggunakan insinyur-insinyur  Indonesia, designnya Indonesia, dan diharapkan menjadi  icon Indonesia,” kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Kamis (21/11).

Menurut Hatta, sudah banyak investor asing seperti Korea Selatan dan Cina ingin ikut serta dalam proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda itu. Mereka sangat ingin membantu dalam kontek teknologi. Namun, Presiden SBY sudah meminta agar pembangunan Jembatan Selan Sunda itu harus dilakukan oleh orang Indonesia.

“Arahan Presiden jelas, pembangunan Jembatan Selat Sunda harus menggunakan otak Indonesia, harus menggunakan insinyur-insinyur  Indonesia, dan designnya harus Indonesia,” tegas Hatta.

Ia menjelaskan, pembangunan jembatan yang menelan anggaran sekitar Rp 200 triliun ini tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tapi sudah ditentukan mengandeng  pihak swasta dan BUMN.“Kalau pembiayaanya menggunakan APBN, tentu daerah-daerah lain akan marah, kalau sampai Rp 200 triliun habis untuk itu,” ujarnya.

Hatta berharap proses pembuatan studi kelayakan atau feasibility study (FS) Jembatan Selat Sunda dapat diselesaikan pada 2014, sehingga proses pembangunan jembatan penghubung Jawa dan Sumatra bisa segera dimulai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement