Selasa 26 Nov 2013 11:38 WIB

Pangsa Pasar Saham Syariah Menjadi yang Terbesar

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pangsa pasar saham syariah menjadi yang terbesar di antara industri keuangan syariah lainnya. Jika dilihat dari kapitalisasi, pangsa pasar saham syariah mencapai 58,22 persen dengan aset Rp 2.475,36 triliun pada kuartal III 2013 meningkat dari Rp 2.451,33 triliun di akhir 2012.

Sementara itu, pangsa pasar perbankan syariah masih sekitar 4,8 persen, asuransi syariah 2,4 persen, pembiayaan syariah 8,27 persen, sukuk korporasi 3,26 persen, reksa dana syariah 4,94 persen dan sukuk negara 10,23 persen.

Kepala Divisi Pengembangan Kebijakan Pasar Modal Syariah Pengelolaan Investasi Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muhammad Thoriq mengatakan per Oktober 2013, jumlah saham yang masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) sebanyak 309 sahaam yang terdiri atas 302 saham Periode I terbit tanggal 24 Mei 2013 dan tujuh saham hasil Initial Public Offering (IPO). "Proporsi saham yang masuk DES 54,4 persen," kata dia, Selasa (26/11).

Saat ini di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah ada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), sebelumnya telah ada Jakarta Islamic Index (JIC). Dia menyebut pergerakan indeks saham syariah berada di atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Ketika terjadi krisis keuangan global, indeks saham syariah turun, tapi tidak begitu dalam," kata dia.

Hal tersebut mendorong munculnya reksa dana syariah. Dalam beberapa tahun terakhir muncul 64 reksa dana syariah. Per Oktober 2013, pangsa pasar reksa dana syariah berdasarkan Net Asset Value (NAV) sebesar 4,94 persen, sedangkan jika berdasarkan jumlah, pangsa pasarnya mencapai 7,51 persen.

Selain saham dan reksa dana syariah, pasar modal syariah memiliki produk lain yakni sukuk korporasi, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan layanan syariah. Thoriq mengatakan saat ini ada 33 sukuk korporasi yang masih outstanding dengan nilai emisi Rp 7 triliun. Pangsa pasar nilai sukuk korporasi masih kecil yakni 3,3 persen. "Dalam dua tahun terakhir pertumbuhan melambat karena dipengaruhi kondisi perekonomian," ucapnya.

Terkait SBSN, Thoriq mengatakan Indonesia menjadi negara kedua terbesar sebagai penerbit sukuk negara. Sementara itu, layanan syariah di pasar modal terdiri dari 21 Penjamin Emisi Efek, 21 Manajer Investasi, tujuh Online Trading Syariah, delapan Bank Kustodian dan satu Administrator Rekening Dana Nasabah.

 

Dia menyebut meski pertumbuhan pasar modal syariah cukup menggembirakan, namun ekspos pasar modal syariah masih minim. "Pasar modal syariah belum banyak dikenal. Masyarakat lebih mengenal perbankan dan asuransi syariah," ujarnya.

Tingkat pemahaman pelaku pasar dan masyarakat terhadap keuangan syariah tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pengembangan industri keuangan syariah secara keseluruhan. Yang menjadi tantangan lainnya adalah tingkat jumlah dan kompetensi Sumber Daya Insani (SDI) serta harmonisasi regulasi di industri keuangan syariah.

Ketua Program Studi Timur Tengah dan Islam (PSTTI) Universitas Indonesia, Mustafa Edwin Nasution mengatakan pada akhir 2012, terdapat peningkatan jumlah saham syariah 26 persen menjadi 319 saham syariah jika dibandingkan akhir 2011 sebanyak 253 saham syariah. "Mayoritas saham syariah bergerak di bidang industri perdagangan, jasa dan investasi 25 persen; properti real estate dan konstruksi 16 persen serta industri dasar dan kimia 15 persen," kata dia.

Mustafa berujar pada 2012, industri reksa dana syariah mengalami pertumbuhan signifikan. Hal ini ditandai dengan adanya 18 penerbitan reksa dana syariah yang telah memperoleh Pernyataan Efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Hingga Desember 2012, terdapat 65 reksa dana syariah yang beredar atau meningkat 30 persen dibanding 2011.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement