Sabtu 18 Jan 2014 06:30 WIB

Permintaan Kopi Indonesia Sepi Karena Vietnam Panen

Red: Dewi Mardiani
Kopi Indonesia (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Kopi Indonesia (ilustrasi).

EKBIS.CO, MEDAN -- Permintaan kopi Robusta ke Indonesia sepi karena pasar internasional dibanjiri produk Vietnam yang lagi panen besar dan melepas dengan harga lebih murah.

"Pasar kopi dari Vietnam semakin banyak karena mendekati Imlek dimana petani dan pedagang melepas untuk mendapatkan uang. Banjirnya kopi Vietnam di pasar internasional membuat permintaan kopi ke Indonesia semakin sepi," kata Ketua Asosiasi Eksportir kopi Indonesia (AEKI) Sumut, Andryanus Simarmata di Medan, kemarin.

Harga kopi Vietnam di pasar sekitar 1.720 - 1.750 dolar AS per ton sementara kopi Indonesia memang sudah di kisaran 1.820 dolar AS per ton. "Banyaknya kopi Vietnam beredar di pasar dan harga jual yang lebih murah tentu membuat sebagian pembeli beralih dari Kopi Indonesia," katanya.

Eksportir kopi Indonesia sendiri sulit menurunkan harga jual karena pembelian di pasar lokal juga masih cukup tinggi atau Rp 22 ribuan per kg untuk harga dasar. "Dengan harga jual robusta yang sekitar 1.800-an dolar AS per kg itu, eksportir sudah kesulitan. Kalaupun tidak sampai merugi besar hanya karena nilai tukar dolar AS menguat terhadap rupiah." kata Andryanus.

Kondisi itu menyebabkan, kecuali untuk memenuhi kontrak, eksportir berhati-hati melakukan transaksi. Dia memprediksi permintaan yang sepi masih berlangsung lama karena panen Vietnam yang mulai terjadi sejak Oktober 2012 terus berlangsung hingga Maret 2014.

Produksi kopi Vietnam sendiri diakui cukup besar atau mencapai 1, 6 jutan ton dibandingkan Indonesia yang hanya sekitar 650 ribu - 700 ribu ton per tahun. Petani kopi di Dairi, R Sembiring menyebutkan, permintaan kopi Robusta dan Arabika masih tetap stabil meski pedagang mengaku permintaan pabrikan berkurang.

"Permintaan yang stabil itu diduga karena pedagang juga khawatit tidak mendapatkan kopi dari petani menyusul masih sedikitnya panen kopi dampak cuaca ekstrem," katanya. Diakui dibandingkan arabika, harga robusta jauh lebih rendah dengan alasan pedagang, arabika lebih mahal dijual di pasar internasional dan pasar luar negeri sangat membutuhkan arabika.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement