EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (24/1) pagi bergerak melemah 19 poin menjadi Rp 12.182 dibanding posisi sehari sebelumnya di angka Rp 12.163 per dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (24/1) mengatakan bahwa laju rupiah masih dalam tren melemah terimbas pelemahan sejumlah mata uang regional merespon terganggunya aktivitas bisnis di Cina. "Kondisi itu memberikan gambaran kian melambatnya kegiatan industri di Cina yang bisa berdampak ke Indonesia sebagai salah satu mitra," katanya.
Meski demikian, kata Reza, di sisi lain laju pelemahan rupiah masih dapat diimbangi oleh ekspektasi ekonomi domestik yang masih cukup kondusif pada tahun ini sehingga dapat menahan koreksi lebih dalam.
Sementara itu, Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Ruly Arya Wisnubroto mengatakan bahwa mata uang rupiah relatif masih stabil, pergerakannya masih dalam kisaran yang terbatas. Menurut dia, pelaku pasar saat ini sedang mengantisipasi hasil rapat the Fed pekan depan pada 28-29 Januari mendatang dan menunggu data ekonomi AS yang lain.
"Diperkirakan pengurangan stimulus keuangan (tapering off) oleh the Fed tidak terlalu agresif menyusul ekspektasi pertumbuhan ekonomi AS belum cukup mendukung," katanya.