Jumat 24 Jan 2014 21:41 WIB

Kemenkeu Cermati Membengkaknya Impor Minyak

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Djibril Muhammad
Bambang Brodjonegoro
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Bambang Brodjonegoro

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencermati dampak pembengkakan impor seiring tidak tercapainya target lifting minyak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kamis (23/1), melansir, realisasi lifting minyak sepanjang 2013 mencapai rata-rata 825 ribu barel per hari. Realisasi ini lebih rendah dibanding target yang direncanakan dalam APBN-P 2013 yakni 840 ribu barel per hari.  

"Bengkak atau nggak, tergantung konsumsikan. Masalah kita dari tahun ke tahun memang begitu," ujar Wakil Menteri Keuangan II Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro.

Hal itu disampaikan dia usai menghadiri rapat bulanan tingkat deputi Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) di Gedung Frans Seda, Komplek Kementerian Keuangan, Jumat (24/1). 

Dalam sejumlah kesempatan, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan konsumsi BBM akan berada di kisaran 6-7 persen pada 2014. Sedangkan untuk impor, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor minyak mentah Indonesia Januari-November 2013 mencapai 12,5 miliar dolar AS.

Sedangkan impor hasil minyak dalam kurun waktu yang sama tercatat 25,81 miliar dolar AS. Terkait tidak tercapainya target lifting dalam APBN-P 2013, Bambang menilai hal ini tak lepas dari semakin tuanya sumur-sumur minyak yang berada di dalam negeri.

"Itu yang paling berat ditambah tidak ada penemuan sumur baru yang bisa dieksplorasi," ujar Bambang.

Selain faktor sumur, Bambang juga menyoroti keterlambatan realisasi produksi dari Blok Cepu yang diproyeksikan 165 ribu barel per hari. "Tanya SKK Migas," kata Bambang

Ia juga menegaskan keterlambatan produksi Blok Cepu bukan disebabkan kasus suap yang melanda mantan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini. 

Sementara imbas cuaca ekstrem terhadap produksi minyak dalam negeri, menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi Indonesia ini, bersifat temporer atawa sementara. Dalam APBN 2014, tingkat lifting minyak mentah diperkirakan mencapai sekitar 870 ribu barel per hari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement