EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) tengah mengembangkan real time gross settlement (RTGS) untuk multimata uang. Saat ini, BI-RTGS hanya melayani transaksi menggunakan rupiah. Pengembangan RTGS untuk multi-mata uang dilakukan untuk menyambut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Rosmaya Hadi mengatakan untuk menghadapi MEA diperlukan kesiapan sistem pembayaran di Indonesia. "Sistem pembayaran diperlukan untuk mengefisienkan transaksi dengan negara-negara tetangga," ujar Rosmaya dalam Seminar Nasional bertema 'Integrasi Sistem Pembayaran Menuju MEA 2015', Rabu (29/1).
BI dan bank-bank sentral di ASEAN telah membentuk lima task force yang mempersiapkan sistem pembayaran. Lima task force tersebut bergerak di bidang cross border trade settlement, cross border retail payment, cross border money remittance, cross border capital market settlement dan cross border standarization.
BI mengepalai cross border retail payment yang mendukung transaksi yang mempunyai nilai skala kecil agar bisa dilakukan baik dan mudah sehingga masyarakat tidak dirugikan. "Karena menjadi ketua, BI menyempurnakan arsitektur sistem pembayaran. Kami menerapkan pengembangan RTGS agar bisa melakukan transaksi multi-currency. Itu jawaban untuk MEA," ujarnya.
Rosmaya mengatakan, peserta RTGS sudah 100 persen. Infrastrukturnya pun sudah rampung. BI berharap RTGS multi-mata uang tersebut dapat rampung tahun ini.
Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai besar diselenggarakan BI dengan BI-RTGS dan sistem kliring. Sistem BI-RTGS adalah muara seluruh penyelesaian transaksi keuangan di Indonesia.
Hampir 95 persen transaksi keuangan nasional bernilai besar dan bersifat mendesak seperti transaksi di Pasar Uang AntarBank (PUAB), transaksi di bursa saham, transaksi pemerintah, transaksi valuta asing (valas) serta settlement hasil kliring dilakukan melalui sistem BI-RTGS. Berdasarkan data BI, aktivitas transaksi RTGS masyarakat pada 2013 naik 15 persen. Transaksi harian RTGS mencapai Rp 365 triliun per hari.