Selasa 04 Feb 2014 13:26 WIB

Rizal: Jangan Takut Gertak Sambal Penutupan Perusahaan

Rep: Elba Damhuri/ Red: Joko Sadewo
Mantan menko perekonomian Rizal Ramli
Foto: Yasin Habibi
Mantan menko perekonomian Rizal Ramli

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menolak setiap upaya baik berupa lobi maupun tekanan elite untuk menunda pelaksanaan UU No 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba).

Kadin menganggap ancaman perusahaan besar yang akan menutup operasinya di Indonesia jika dipaksa membangun smelter adalah bluffing (gertak sambal) belaka. “Ada pihak-pihak tertentu yang berupaya melobi dan menekan pemerintah, agar pelaksanaan UU Minerba ditunda lagi,” kata Ketua Umum Rizal Ramli dalam penjelasan persnya, Selasa (4/2).

UU Minerba, kata Rizal, yang antara lain mengharuskan pembangunan smelter (pemurnian) itu sangat bermanfaat. Smelter akan member nilai tambah dan keuntungan jangka panjang bagi Indonesia. Selain itu, juga membuka lapangan kerja baru yang cukup signifikan.

Menurut Rizal, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk menunda pemberlakuannya, apalagi UU sudah memberi jangka waktu selama empat tahun sejak diundangkan. Kewajiban membangun smelter mutlak berlaku bagi perusahaan tambang besar, seperti Freeport, Newmont, dan lainnya. Bagi perusahaan tambang kecil dan menengah, mendapat pengecualian.

UU No 4/2009 tentang Minerba berlaku efektif pada 12 Januari 2014. UU tersebut mengharuskan perusahaan mengolah dan memurnikan hasil tambangnya di dalam negeri. Artinya, mereka tidak boleh lagi melakukan ekspor bahan mentah lagi seperti selama puluhan tahun ini.

Sejumlah perusahaan meminta pemerintah menunda kewajiban pengolahan dan pemurnian hingga beberapa tahun ke depan. Padahal, perusahaan tambang tersebut sudah diberikan waktu sejak 2009 untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian di Indonesia. Tapi hingga kini, smelter belum juga berdiri.

Desakan Kadin itu disampaikan sehubungan pemerintah sebagai eksekutor regulasi justru terlihat gamang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahkan meminta pakar hukum Yusril Ihza Mahendra untuk mengkaji UU Minerba tersebut. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement