EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengaku telah mendengar adanya penurunan realisasi produksi minyak mentah siap jual (lifting minyak). "Ini memang menurun. Tapi, ini kan baru tahap awal," ujar Hatta kepada Republika saat ditemui di kantornya jelang memimpin rapat koordinasi terkait Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Selasa (18/2).
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Senin (17/2), mengungkapkan realisasi lifting minyak sampai dengan 12 Februari 2014 tercatat 790,3 ribu barel per hari. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan target yang tertuang dalam asumsi dasar ekonomi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 sebesar 870 ribu barel per hari.
Sementara dalam rencana kerja dan anggaran yang diajukan kontraktor kerja sama (KKS), produksi minyak bumi pada tahun kuda kayu ini diproyeksikan 803,8 ribu barel per hari. Menurut Hatta, penurunan lifting tak lepas dari masalah klasik yakni semakin uzurnya sumur minyak di Tanah Air.
Selain itu, unplaned shutdown (penghentian produksi yang tidak direncanakan) turut menjadi faktor penghambat lainnya. "Biasanya unplaned shutdown. Sekarang ini ada faktor cuaca sehingga produksi terganggu. Selain itu, ada faktor-faktor nonteknis lainnya," kata mantan menteri perhubungan ini.
Lebih lanjut, Hatta mengatakan akan segera melakukan rapat koordinasi dengan pengampu kebijakan terkait seperti SKK Migas untuk melihat penyebab penurunan lifting minyak. Selain itu, upaya-upaya untuk mempertahankan produksi sesuai dengan target APBN 2014 akan dibicarakan. "Kita berkomitmen untuk itu," kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional tersebut.