EKBIS.CO, JAKARTA -- Wamenkeu Anny Ratnawati mengatakan pengajuan dan pembahasan APBN Perubahan kemungkinan akan menunggu pileg 2014 selesai.
"Mungkin kita menunggu setelah reses dan pemilu legislatif selesai. Kita segera sampaikan dengan melihat perhitungan terakhir," ujarnya di Jakarta, Senin (24/2).
Anny mengatakan,, pengajuan APBNP dilakukan asumsi nilai tukar kurs dan lifting minyak sudah meleset dari proyeksi. Karenanya, berpotensi menganggu belanja subsidi energi.
"Itu akan mempengaruhi dari sisi belanja. Paling tidak ke subsidi karena harga keekonomian dari BBM masih bergerak naik ke atas. Selain itu koreksi di pertumbuhan, akan punya implikasi dari sisi perpajakan," katanya.
Anny memastikan penyusunan APBNP akan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian terkini. Serta secara konsisten tetap menjaga defisit anggaran di bawah tiga persen terhadap PDB.
"Kita harus berjaga-jaga defisit tidak boleh melampaui tiga persen, baik pusat mau pun daerah. Karenanya, akan segera dilakukan review agar anggaran, sampai akhir tahun, situasi defisitnya memenuhi ketentuan undang-undang," ujarnya.
Saat ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS rata-rata sepanjang tahun akan berada pada kisaran Rp 11.500-Rp 12.000. Atau lebih tinggi dari asumsi yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp 10.500 per dolar AS.
Sementara lifting minyak rata-rata hanya berada pada kisaran 800 ribu-830 ribu barel per hari sepanjang 2014. Atau lebih rendah dari asumsi 870.000 barel. Ini karena produksi tahunan yang diperkirakan makin menurun.
Lifting gas juga diperkirakan hanya berada pada kisaran 1.200 ribu-1.225 ribu barel per hari setara minyak. Dibandingkan asumsi dalam APBN 2014 sebesar 1.240 ribu barel per hari setara minyak.