EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia (ADB) menyebutkan, pasar modal di Asia mampu bertahan di tengah gejolak krisis tahun lalu. Pasar obligasi domestik masih mampu bertahan menghadapi volatilitas pasar.
Regional Director of ADB South Pacific Adrian Ruthenberg mengatakan, sejak pasar modal asia diluncurkan, pertumbuhannya sangat signifikan. Pada 2002, obligasi yang diluncurkan tercatat sebesar 1,5 triliun dolar AS, sedangkan pada akhir 2014 sebesar 7,4 triliun dolar AS.
Indonesia merupakan pasar yang tumbuh paling cepat. "Tahun lalu Indonesia tumbuh 20 persen," ujar Ruthenberg dalam Peluncuran Laporan Asia Bond Monitor yang bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kamis (20/3).
Kendati demikian, obligasi yang dikeluarkan Indonesia masih kecil dibandingkan negara-negara peers. Ia mengatakan, hal tersebut disebabkan belum berkembangnya repurchase agreement atau repo.
"Kami sangat mengapresiasi peluncuran Master Repurchase Agrement (MRA) yang dilakukan BI beberapa waktu lalu. Itu akan mendorong transaksi repo," ujarnya.