EKBIS.CO, Oleh Nora Azizah
Hong Kong menjadi salah satu negara potensial dalam ekspor produk kerajinan tangan (handicraft). Dalam meningkatkan ekspor ke Hong Kong, Indonesia berpartisipasi dalam Hong Kong Gift and Premium Fair 2014 pada akhir April.
Pameran ini menjadi yang terbesar di Asia dan menjadi peluang pasar bagi Indonesia. "Ini salah satu langkah strategis kita mempromosikan handicraft ke pasar dunia," kata Dirjen Pengembangan Eskpor Nasional Kementerian Perdagangan RI, Nus Nuzulia Ishak di Jakarta, akhir pekan kemarin.
Nus mengatakan, Hong Kong menjadi pasar yang potensial karena menjadi pusat logistik paling penting di Asia. Bandara Hong Kong memiliki peringkat pertama di Asia dalam bongkar muat barang. Begitu pula pelabuhannya yang menjadi bongkar muat kontainer terbesar ketiga sedunia.
Hong Kong juga memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap produk impor. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan nilai ekspor Indonesia pada 2014, khususnya produk handicraft yang diminati Hong Kong. Dalam pameran itu, Hong Kong menghadirkan 4.128 peserta dari 37 negara. Jumlah buyers internasional diperkirakan mencapai 50.205 buyers.
Hong Kong menjadi pasar yang luar biasa bagi Indonesia dalam ekspor handicraft. Selama 2009-2013, produk kerajinan Indonesia yang diekspor ke Hong Kong meningkat 94,90 persen. Nilai ekspor pada 2013 mencapai 21,2 juta dolar AS. Hingga Januari 2014, total ekspor ke Hong Kong mencapai 3,2 juta dolar AS. Nilai ekspor ini meningkat 80,5 persen dibandingkan dengan priode yang sama tahun lalu. Upaya memperbesar ceruk pasar ekspor ke Hong Kong diyakini bisa terwujud.
Sementara, untuk periode 2014-2015 ekspor produk Indonesia ke Hong Kong ditargetkan tumbuh 4,5 hingga 5,5 persen atau senilai 2,81 sampai 2,84 miliar dolar AS. Produk yang ditargetkan untuk ekspor, seperti elektronik, perhiasan, tekstil dan mesinnya, mesin-mesin, hingga produk unggulan lain yang menjadi hasil hutan.
Produk Indonesia yang ditawarkan, mulai dari perkakas rumah, aksesori, dan produk fashion, perhiasan, dan ragam produk lainnya. Produk yang dibawa sudah melalui proses akurasi ketat dari Kementerian Perdagangan dan Dewan Kerajinan Nasional. "Acara ini diharapkan bisa menjalin kerja sama Indonesia dengan Hong Kong lebih erat," kata Nus. Selain itu, juga membuka peluang Indonesia lebih besar dalam ekspor produk ke dunia.
Target ekspor tahun ini diharapkan bisa mencapai angka 190 miliar dolar AS atau naik 4,1 persen. Pertumbuhan ekspor nonmigas 5,5-6,5 persen. Produk kerajinan tangan menjadi salah satu yang prospektif ditargetkan tumbuh tujuh sampai delapan persen atau sekitar 721 juta dolar AS-728 juta dolar AS. n ed: zaky al hamzah