EKBIS.CO, JAKARTA -- Lembaga pemeringkat Fitch Ratings mengafirmasi peringkat PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Danamon Tbk dan PT Bank Panin Tbk. Outlook untuk masing-masing bank adalah stabil.
Fitch juga menetapkan peringkat nasional jangka pendek untuk BCA dan Danamon masing-masing di 'F1+', peringkat international jangka pendek di 'B' untuk Panin dan peringkat dukungan batas bawah (SRF) di 'BB' untuk Danamon.
Peringkat nasional di kategori 'AAA' menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan Fitch pada skala peringkat nasional untuk Indonesia. "Peringkat ini diberikan kepada emiten atau surat utang dengan ekspektasi risiko gagal bayar yang terendah relatif terhadap emiten di Indonesia," ujar analis Fitch Ambreesh Srivastava, dalam keterangannya, Selasa (20/5).
Faktor yang mempengaruhi Fitch memberikan peringkat demikian kepada BCA karena Fitch menilai fundamental kredit BCA yang kuat akan terus berlangsung didasari model bisnis bank yang fokus kepada transaksi perbankan berisiko rendah. Meskipun demikian, BCA tetap sebanding dengan bank-bank dengan peringkat lebih tinggi lainnya di negara berkembang dalam jangka pendek dan menengah.
Namun, profil kredit BCA dibatasi oleh kondisi operasi di Indonesia. BCA telah memperlihatkan ketahanan dan performa yang kuat dalam kualitas dan profitabilitas dalam berbagai siklus ekonomi. Bank telah membentuk cadangan kerugian yang mumpuni untuk menghadapi kondisi yang lebih sulit dengan rasio Fitch Core Capital (FCC) di 17,5 persen dan provisi kerugian di 1,8 persen dari nilai kredit di kuartal I 2014.
Peringkat Danamon mencerminkan profil kredit Danamon yang kuat dan profitabilitas yang baik. Perseroan memiliki profil pendanaan yang relatif lebih lemah. Rasio kredit terhadap simpanan dari bank tetap tinggi dan berada diatas rata-rata industri. Bank sangat bergantung dengan simpanan berbiaya tinggi. Simpanan non-CASA (non- giro dan tabungan) berjumlah 60 nasabah dari total simpanan nasabah di triwulan pertama tahun ini.
Fokus bank pada kredit mass-market menyebabkan rasio kredit bermasalah (NPL) yang lebih tinggi dari rata-rata industri. Namun, hal ini dapat dimitigasi dengan pendapatan bunga yang kuat.
Peringkat untuk Panin mencerminkan penurunan kapitalisasi yang berada dibawah rata-rata industri, kualitas aset dan profitabilitas yang mencukupi dibandingkan dengan bank-bank lainnya dengan peringkat yang lebih tinggi. Panin mengalami penurunan dalam modal inti, namun tetap mencukupi dengan rasio FCC di 15,7 persen. Kredit perseroan turun dari 29 persen di 2012 menjadi 13 persen pada 2013.
"Fitch berekspektasi Panin untuk dapat terus menurunkan laju pertumbuhan kredit demi menjaga kecukupan modal dan memperbaiki kualitas aset," kata Srivastava.