EKBIS.CO, JAKARTA -- Harga beras nasional saat ini mencapai 14 hingga 15 persen di atas harga patokan pemerintan (HPP). Padahal tahun lalu harga beras nasional masih 10 persen di bawah HPP. Harga beras pun diperkirakan akan semakin naik. "Pemerintah harus bersiap-siap (menghadapi kenaikan harga beras)," ujar Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso, Rabu (21/5).
Menurut Sutarto, kenaikan harga beras bisa dipicu dua hal. Yakni, tehambatnya distribusi dan tergangunya produksi. "Saat ini tidak ada masalah pada sistem distribusi beras. Artinya, hasil produksi beras harus dipantau agar cukup memenuhi kebutuhan nasional," kata Sutarto.
Lebih jauh Sutarto mengatakan, pihaknya selalu memantau persediaan beras di gudang. Evaluasi ketersediaan beras dilakukan pada saat Rapat Koordinasi Terbatas sekitar bulan Juni dan Juli. Saat ini stok beras yang ada di gudang Bulog lebih dari 1,8 juta ton. Jumlah tersebut, sambung Sutarto, cukup untuk memenuhi kebutuhan beras miskin (raskin).
Jika nanti harga melonjak, Bulog akan mengeluarkan cadangan beras melalui operasi pasar (OP) "Kalau sudah OP, ternyata harga tidak turun, berarti ada masalah lain," kata Sutarto.