Kamis 22 May 2014 11:55 WIB

Fitch: Pengembang Perlu Dorong Prapenjualan di Semester Kedua

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
Pengunjung melihat pameran properti
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Pengunjung melihat pameran properti "REI Expo 2014, di Jakarta, Ahad (11/5). Real Estat Indonesia (REI) menargetkan penjualan hingga Rp2 triliun dari hasil pameran REI Expo 2014. Pameran tersebut diikuti oleh 125 pengembang dari 145 lokasi.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pengembang properti yang diperingkat Fitch akan banyak bergantung pada prapenjualan di semester kedua. Prapenjualan harus sangat tinggi untuk mencapai target di sepanjang 2014.

Lembaga pemeringkat Fitch Ratings melihat, tingkat prapenjualan di kuartal pertama cukup rendah. Tingkat ini bukan merupakan indikasi yang baik untuk hasil keseluruhan selama setahun. 

"Karena penjualan selama kuartal pertama cenderung lambat dan tahun ini situasi diperburuh oleh pemilihan presiden," kata Associate Director Fitch Erlin Salim dalam keterangannya, Kamis (22/5).

Fitch berekspektasi penjualan akan tetap rendah sampai pemilu berakhir. Meski pun demikian, pengembang memiliki pilihan untuk menyesuaikan bauran produk untuk meningkatkan penjualan. Sejauh ini, proyek hunian mewah mencatat pertumbuhan penjualan yang lambat. Namun, hunian kelas menengah tampak lebih stabil. 

Menurut data Bank Indonesia (BI), KPR untuk rumah berukuran lebih kecil tumbuh lebih cepat dibandingkan KPR untuk rumah berukuran lebih besar sejak Juni 2013. Sehingga, meski pun sejak pertengahan 2013 diberlakukan aturan yang lebih ketat, BI melaporkan tingkat pertumbuhan KPR yang cukup stabil selama periode yang sama.

Fitch mengamati pengembang yang diperingkat juga telah mendiversifikasi bauran produk dari hunian mewah ke kelas menengah semenjak tahun lalu. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) misalnya, telah meluncurkan hunian untuk kelas menengah di proyek apartemen Ayodya dan hunian rumah tapak di Pasar Kemis. Sementara, PT Lippo Karawaci Tbk telah meluncurkan proyek apartemen Embarcadero di Bintaro. 

Fitch telah memberikan outlook Stabil untuk pengembang yang diperingkat. Meski pun dengan ekspektasi tingkat prapenjualan yang lebih rendah di 2014. Perusahaan dinilai memiliki cadangan likuiditas yang cukup, portfolio penghasilan berulang, dan kemampuan pengembang dalam menunda ekspansi lahan untuk menjaga posisi kas.

Lippo menargetkan, marketing sales sebesar Rp 6,8 triliun dari bisnis utama di sepanjang 2014. Namun hingga akhir Maret 2014, baru 13 persen target yang tercapai. ASRI menargetkan marketing sales sekira Rp 5 triliun. Hingga akhir Maret, yagu 17 persen yang tercapai.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement