Kamis 22 May 2014 15:33 WIB

Kemenperin Datangkan Konsultan Italia Bantu Industri Sepatu

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nidia Zuraya
Sepatu
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Sepatu

EKBIS.CO, BANDUNG -- Untuk mengajak masyarakat Indonesia menggunakan produk lokal, semua pengusaha diminta menaikkan mutu atau kualitas produknya. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) adalah dengan mengundang konsultan dari Italia. 

''Saya sedang mengundang konsultan Italia agar bisa membantu sentra-sentra industri sepatu untuk kepentingan pasardomestik,'' ujar Menteri Perindustrian, Mohamad S Hidayat kepada wartawan, Kamis (22/5).

Konsultan Italia tersebut, kata dia, didatangkan agar bisa membantu desain yang up to date. Karena, kalau yang high-end, sekarang sudah diimpor  semuanya. ''Kalau tidak up to date, kita diserbu sepatu murah bikinan Cina kan. Kaya sekaranng terjadi,'' katanya.

Agar masyarakat tak pakai barang impor, kata Hidayat, produk Indonesia memang harus menaikkan mutu atau kualitas produk itu sendiri. Karena, kadang-kadang kelompok menengah ke atas, melihat kepada kualitas selain memiliki kebiasaan menggunakkan barang bermerek.

''Jadi memang harus ada peningkatan mutu. Kami akan mengajak para pengusaha yang sudah ikut produksi nasional untuk ikut branding program,'' katanya.

Produk Indonesia juga, kata dia, harusnya memiliki branding merek Indonesia. Walaupun, memang untuk itu biayanya mahal. Oleh karena itu, pemerintah akan ikut membiayai. ''Kalau tidak begitu, seterusnya kita jadi tempat market produk orang lain,'' katanya.

Dikatakan Hidayat, seperti negara-negara lain yang memproduksi barang untuk diekspor, brand itu penting. Kalau dilakukan program bersama melakukan branding, memang tak  gampang dan membutuhkan waktu lama hingga bertahun-tahun. Tapi, harus dimulai agar mereka semakin dikenal.

''Sekarang ini kebanyakan mutu atau kualitas untuk garmen, di Indonesia sudah bagus. Tapi kita dijadikan tukang jahit, tanpa merek. Abis itu, ditempeli merek terkenal seperti Hugo Boss dan sebagainya. Anda dengan bangga membelinya di Singapura dan Hongkong. Padahal bikinan orang Bandung itu,'' papar Hidayat. Tapi, kata dia, karena Indonesia tak punya brand, ditempeli merek lain harganya jadi melonjak. Begitu juga, dengan sepatu sport.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement