EKBIS.CO, MEDAN -- Bank Indonesia mengakui meski masih di batas aman, kredit bermasalah atau " non performing loans" perbankan
Sumatera Utara bergerak naik atau sudah mencapai 2,52 persen di April.
"Di Maret, NPL perbankana Sumut masih 2,42 persen dan April ada kenaikan atau sudah 2,52 persen, "kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Wilayah IX Sumut Aceh, Difi A Johansyah di Medan, Minggu.
Kenaikan NPL itu dampak perekonomian yang terganggu atau melambat sehingga menganggu juga kinerja bisnis pengusaha.
Namun meski naik, kata dia, NPL itu masih cukup aman atau di bawah batas rasio NPL yang sebesar lima persen.
"Melihat perekonomian yang melambat dan tren kenaikan NPL, maka sejak awal BI sudah mewanti-wanti perbankan untuk semakin berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya," katanya.
Bahkan BI, ujar Difi sudah menekankan agar pertumbuhan kredit ditahan atau diturunkan dari tahun-tahun sebelumnya atau hanya di kisaran 17 persen.
"Semuanya itu demi kesehatan perbankan, pengusaha dan tentunya Pemerintah secara menyeluruh," katanya.
Tahun lalu, penyaluran kredit masih naik 18,56 persen atau Rp156 triliun. dari 2012 yang Rp127,05 triliin.
Pengamat ekonomi dari Universitas Negeri Medan, M Ishak, menyebutkan, naiknya NPL memang dampak krisis global yang juga mempengaruhi bisnis pengusaha Sumut.
Kenaikan NPL sudah terlihat dari tahun lalu dimana berdasarkan data sudah 2,12 persen dari posisi 2012 yang masih 1,89 persen.
"Yang paling penting harus dijaga di bawah batas rasio NPL yang sebesar lima persen," katanya.
Penjagaan itu dinilai penting karena ada dugaan bahwa NPL akan naik lagi hingga akhir tahun sejalan dengan masih melambatnya perekonomian secara global.