EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia meminta pemerintah mewaspadai kenaikan harga minyak dunia. Ancaman kenaikan ini disebabkan oleh bergejolaknya salah satu negara penghasil minyak dunia, Irak.
Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, kondisi fiskal Indonesia sudah lebih baik dari sebelumnya. Indonesia sudah memiliki anggaran negara (APBN) perubahan dengan defisit 2,4 persen. "Pemerintah juga telah berkomitmen untuk menjaga subsidi bahan bakar minyak (BBM) 46 juta kiloliter. "Kita sambut baik dan diharapkan itu dijaga," kata Agus di Perkantoran BI, Jumat (20/6).
Suasana di Irak, diakui Agus cukup menarik perhatian dan perlu diwaspadai. Jika kondisi geopolitik di Irak terus terjadi, hal ini otomatis akan berdampak pada tekanan fiskal dan meningkatkan defisit neraca perdagangan Indonesia.
Seperti diketahui, neraca perdagangan Januari hingga April mengalami defisit. Namun, BI memperkirakan neraca perdagangan Mei mengalami surplus. Asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada APBN-P 2014 senilia 105 dolar AS per barel.