EKBIS.CO, CIKAMPEK -- Menghidupkan kembali salah satu ikon Garut dengan produk jeruknya memang bukan perkara mudah. Karenanya, untuk mendongkrak gairah petani menanam jeruk, PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC) memproduksi pupuk andalannya yakni Jeranti.
Produk baru ini juga sekaligus sebagai upaya PKC mengembangkan sayap bisnisnya. Setelah memroduksi benih padi Pareku, kali ini giliran budidaya buah-buahan yang mendapat prioritas. Yakni, dengan dikeluarkannya pupuk khusus untuk tanaman buah jeruk khas dari Garut.
Manajer Humas PT Pupuk Kujang Cikampek, Ade Cahya Kurniawan, mengatakan, untuk membendung laju impor, terutama buah-buahan dari luar negeri, pemerintah melalui Kementerian BUMN berupaya untuk membangkitkan lagi gairah budidaya buah lokal. Salah satunya, di Jawa Barat ada buah yang sangat terkenal. Yakni, Jeruk Garut.
"Tapi, sudah beberapa tahun terkahir ini budidaya jeruk Garut menurun," ujar Ade, Senin (14/7) lalu.
Untuk itu, budidaya jeruk ini harus kembali dibangkitkan. Selain itu, perlu mendapat dukungan dari semua pihak. Terutama pemerintah. Salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah, yakni dengan menyediakan pupuk khusus jeruk berkualitas.
Pupuk dimaksud yakni, Pupuk Jeranti. Pupuk ini, khusus untuk meningkatkan produksi budidaya jeruk. Terutama, jeruk Garut. Sebab, jeruk ini memiliki sejumlah keunggulan. Di antaranya, rasanya yang manis, daging buah kuning keemasan, serta bentuknya yang menarik.
Tapi, produksi jeruk ini menurun. Akibat, lamanya masa panen serta mudah terserang hama. Oleh karena itu, PT Pupuk Kujang melakukan serangkaian penelitian guna mengatasi masalah budidaya jeruk Garut tersebut. Maka, dikeluarkanlah Pupuk Jeranti. Pupuk ini, diyakini bisa meningkatkan pertumbuhan pohon jeruk. Selain itu, pohon yang diberi pupuk ini bisa lebih tahan terhadap serangan hama.
Saat uji coba penggunaan pupuk ini, lanjut Ade, hasilnya sangat menggembirakan. Sebab, dalam satu pohon bisa menghasilkan 200 kilogram jeruk. Adapun, dalam sehektare lahan bisa ditanami 700 pohon. Dengan begitu, dalam sehektare bisa menghasilkan 140 ribu kilogram jeruk. "Bila harga jeruk Garut Rp 25 ribu per kg, maka petani jeruk akan meraup omzet Rp 3,5 miliar dalam sehektarenya," ujarnya.
Tak hanya itu, dengan ditingkatkannya lagi gairah berbudidaya jeruk Garut ini, diharapkan laju impor buah-buahan bisa terbendung. Semakin minim buah impor yang masuk ke Indonesia, maka harga buah lokal akan bergerak naik. Kondisi ini, merupakan yang diharapkan semua pihak. Terutama, petani. N Adv
Majalah Kareumbi 'Kujang' Raih BIMA
Kiprah PT Pupuk Kujang di sektor bisnis pupuk di Indonesia memang tak perlu diragukan lagi. Produsen pupuk urea ini, sangat dekat dengan petani. Khususnya di Jawa Barat. Namun, selain memroduksi pupuk, perusahaan di bawah Kementerian BUMN ini juga terbilang mumpuni di bidang lainnya.
Salah satunya, produsen pupuk ini berhasil mengantongi BUMN Internal Media Award (BIMA) 2014. Penghargaan bergengsi ini diberikan, mengingat Majalah Kareumbi yang dimiliki PT Pupuk Kujang masuk dalam kategori majalah dengan substansi, bahasa, sistematika terbaik.
Bima Award
Kabag Informasi dan Komunikasi PT Pupuk Kujang, Aby Radityo, mengatakan, penghargaan ini diberikan pada majalah Kareumbi-triwulan pertama di 2014 ini. Majalah ini, merupakan media untuk menyampaikan informasi dari perusahaan ke seluruh karyawan dan stakeholder terkait. "Kami sangat bangga, majalah internal PT Pupuk Kujang meraih penghargaan," ujar Aby, Senin (14/7) lalu.
Dengan penghargaan ini, berarti majalah tersebut telah diakui. Meskipun, ruang lingkup peredaran majalah ini masih terbatas. Tetapi, prestasi yang diperolehnya cukup membanggakan.
Aby menuturkan, dalam sejarah PT Pupuk Kujang, awalnya perusahaan ini tak memiliki majalah. Pada 1989, perusahaan merilis buletin.
Kemudian, seiring dengan berkembangnya zaman, buletin ini berubah menjadi majalah. Pada 2012, Kujang resmi meluncurkan Majalah Kareumbi yang berisikan mengenai informasi di lingkungan perusahaan.
"Harapannya, ke depan majalah ini semakin exist serta bisa bersaing dengan majalah perusahaan lainnya," tutur Aby. adv