EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore melemah sebesar 53 poin menjadi Rp 11.560 dibandingkan sebelumnya tercatat Rp 11.507 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan hari ini seiring mulai memudarnya euforia pemilu presiden (pilpres), di eksternal dolar AS juga cenderung menguat terhadap mayoritas mata uang dunia," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis (24/7).
Ia menambahkan dolar AS bergerak menguat terutama terhadap mata uang euro seiring meningkatnya kekhawatiran geopolitik di Ukraina bahwa adanya penambahan sanksi terhadap Rusia oleh AS justru akan menghambat proses pemulihan ekonomi di negara-negara Eropa yang masih rapuh.
"Sanksi yang lebih keras terhadap Rusia berisiko menekan ekonomi Jerman yang merupakan ekonomi terbesar di Eropa, apalagi hubungan dagang di antara kedua negara itu cukup kuat," katanya.
Di sisi lain, Ariston mengatakan salah satu pendukung menguatnya mata uang dolar AS yakni data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang positif.
Ariston mengatakan angka penjualan rumah AS di bulan Juni mencatat kenaikkan dalam delapan bulan terakhir. Sedangkan indeks harga konsumen naik 0,3 persen. "Kondisi itu menunjukkan adanya perbaikan pertumbuhan ekonomi," katanya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (24/7), tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp 11.531 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 11.498 per dolar AS.