EKBIS.CO, MATARAM -- Otoritas Jasa Keuangan Nusa Tenggara Barat mencatat dua bank swasta nasional membuka kantor cabang di NTB pada semester I/2014 karena menilai perkembangan ekonomi daerah tersebut terus menunjukkan tren positif.
"Dua bank swasta nasional yang sudah resmi beroperasi di daerah ini adalah Permata Bank dan Nobu Bank," kata Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Barat (NTB) Yusri di Mataram, Jumat (29/8).
Selain membuka kantor cabang baru, kata dia, ada juga sejumlah bank yang membuka kantor cabang pembantu di beberapa kabupaten/kota di NTB, dalam rangka mempemudah layanan kepada masyarakat, baik dalam hal penyerapan dana pihak ketiga (DPK) maupun penyaluran kredit.
Ini menunjukkan potensi pertumbuhan ekonomi NTB menjadi daya tarik bagi industri perbankan untuk berinvestasi di daerah ini untuk sektor jasa keuangan.
"Ibarat di mana ada gula di situ ada semut. Seperti itu perumpaan ekonomi NTB yang sekarang sedang tumbuh dan berkembang, terutama dari sisi industri pariwisata," ujar Yusri.
Menurut dia, pertumbuhan industri jasa perbankan di NTB, terus menunjukkan trend positif, baik dari sisi aset, penyerapan DPK, penyaluran kredit maupun kualitas penyaluran kredit.
Data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB, tercatat pertumbuhan aset pada triwulan II/2014, tumbuh sebesar 21,55 persen year on year (yoy) atau sudah mencapai Rp 25,46 triliun.
Berdasarkan kelompoknya, bank pemerintah (Persero dan Bank Pembangunan Daerah/BPD) memiliki pangsa terbesar dengan nominal Rp 18,79 triliun atau 73,79 persen, disusul bank swasta Rp 6,59 triliun atau 25,87 persen dan bank asing sebesar Rp 88,27 miliar atau 0,35 persen.
Menurut Yusri, pembukaan kantor cabang perbankan umum di NTB, memang masih terfokus di Kota Mataram, sebagai Ibukota Provinsi NTB, namun rata-rata bank umum tersebut sudah membuka kantor cabang pembantu dan kantor kas di sejumlah kabupaten/kota, baik di Pulau Lombok, maupun di Pulau Sumbawa NTB.
"Pembukaan kantor cabang ataupun kantor cabang pembantu tentu melihat kondisi ekonomi setiap daerah. Itu hal utama yang menjadi pertimbangan agar tidak merugi, terutama dari sisi biaya operasional," kata Yusri.