EKBIS.CO, CILEGON -- Guna meningkatkan daya saing perusahaan, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. melakukan berbagai upaya untuk memangkas biaya produksi. Di antaranya adalah dengan menyiapkan power plant bagi pasokan listrik KS.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Direktur Utama Krakatau Steel (KS) Irvan Kamal Hakim, KS telah menyiapkan power plant berkapasitas 720 megawatt untuk menyediakan listrik.
"Belum termasuk di dalamnya rencana mengonversi boiler berbasis batu bara dengan kapasitas 400 megawatt," terang Irvan kepada Republika kemarin di Cilegon.
Menurutnya kunci dalam menjalankan industri baja adalah kompetitif bahan baku dan kompetitif energi. Kedua faktor itu menelan 85 persen dari total biaya produksi.
Jika harga listrik naik, katanya, maka tidak ada pilihan bagi KS untuk mengonversi boiler yang ada sekarang menjadi berbasis batu bara.
Hingga saat ini proyek konversi boiler berbasis batu bara memasuki tahap studi kelayakan dan perizinan di dewan komisaris.
Diharapkan tahun depan boiler berbasis batu bara tersebut dapat mulai beroperasi. Pada tahap awal operasionalnya akan diawali dengan kapasitas 2x80 megawatt.
Irvan mengatakan listrik yang dihasilkan dari boiler dengan konversi batu bara 30 persen lebih murah ketimbang listrik dari PLN. Jika PLN mematok tarif Rp 1.200 per kwh maka dengan adanya boiler ini ongkos listrik menurun jadi Rp 750 per kwh.
Di samping itu untuk mendongkrak profit perusahaan, KS juga memproduksi suku cadang otomotif. Suku cadang otomotif diakui Irvan adalah produk dengan. nilai tambah tinggi
Ia mengungkapkan kebutuhan baja nasional pada 2013 mencapai 13 juta ton. Hingga saat ini KS menguasai 43 persen pangsa pasar baja nasional. "Kami ingin meningkatkan pangsa pasar menjadi 53 persen," tandasnya.