EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo bertekad menjalankan pemerintahannya berdasarkan prinsip-prinsip trisakti yang digaungkan Sukarno pada 1963. Salah satu poin penting ide trisakti presiden Sukarno adalah berdikari secara ekonomi.
Dengan berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, pengamat energi Kurtubi mengatakan pemerintah seharusnya mengembalikan seluruh kontrak migas yang periode operasinya sudah habis. Ia menyebut Blok Migas Mahakam yang sudah sepatutnya dikembalikan ke pangkuan Ibu Pertiwi.
"Blok Mahakam seharusnya tidak diperpanjang kontraknya, apalagi ini sudah 50 tahun dioperasikan asing," kata Kurtubi di Jakarta, Selasa (28/10).
Cadangan migas di perut Blok Mahakam pun, jelas anggota DPR dari Partai Nasdem ini, masih tergolong besar. Wajar, jika operasi Blok Mahakam diserahkan kepada BUMN migas dalam hal ini Pertamina.
Kurtubi menilai pengembalian Blok Mahakam ini sejalan dengan semangat trisakti Bung Karno yang ingin Indonesia mandiri secara finansial dan energi. Apalagi Indonesia memiliki kapabilitas untuk membangun sumber daya migas baik dari sisi kemampuan maupun biaya.
Pada 1963, presiden pertama Indonesia Sukarno memperkenalkan tiga konsep pembangunan pada momen yang dikenal sebagai Pidato Trisakti. Ada tiga prinsip dalam trisakti, yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menilai, cadangan migas blok Mahakam akan habis pada 2032.Total telah beroperasi di Indonesia sejak 1968 dengan proyek utama pada saat itu di blok lepas pantai Mahakam (50 persen saham sebagai operator) di Kalimantan Timur.
Blok ini meliputi lapangan-lapangan gas Peciko, Tunu, dan South Mahakam. Total juga menjadi operator di lapangan gas Sisi-Nubi dengan saham 47,9 persen.
Total adalah produsen dan operator lapangan gas terbesar di Indonesia yang saat ini memasok 80 persem kebutuhan gas kilang LNG Bontang. Produksi Total di Indonesia pada 2012 mencapai 132 ribu barel setara minyak per hari.
Total E&P Indonesie memproduksi 1.747 juta kaki kubik dan 65.960 barel kondensat dan minyak per hari. Kontrak Total dan Inpex Corporation di Blok Mahakam akan habis pada 2017. Total dan Inpex masing-masing memiliki saham 50 persen di Blok Mahakam.