Kamis 30 Oct 2014 23:11 WIB

Pemerintah Diminta Kucurkan Dana APBN ke Bank Syariah

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengunjung berada di Asosiasi Bank syariah Indonesia, Jakarta, Rabu (1/9).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pengunjung berada di Asosiasi Bank syariah Indonesia, Jakarta, Rabu (1/9).(Republika/ Yasin Habibi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pengamat ekonomi syariah Adiwarman Karim meminta supaya masyarakat membantu membesarkan perbankan syariah dengan menempatkan dana setoran ibadah haji, obligasi syariah (sukuk), hingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di bank syariah.

Menurutnya, bank syariah di Indonesia adalah bank yang segmentasinya ritel. “Sehingga, dengan segmentasi ritel maka ukuran menentukan besar tidaknya sebuah bank bukanlah dengan jumlah aset, melainkan jumlah nasabah,” ujarnya kepada Republika, di Jakarta, Kamis (30/10).

Menurutnya, jumlah nasabah perbankan syariah di Indonesia trennya terus meningkat. Jumlah nasabah bank syariah di Indonesia per September 2014 sebanyak 17,3 juta orang. Pangsa pasar nasabah bank syariah dari seluruh perbankan yaitu 17 sampai 20 persen.

Padahal, dia melanjutkan, jumlah populasi Muslim di Malaysia saja hanya sekitar 15 juta orang. Artinya, ini merupakan keberhasilan bank syariah Indonesia karena jumlah nasabahnya lebih banyak dibandingkan penduduk Islam di Malaysia.

Bank syariah juga disebutnya tetap populer di tengah-tengah masyarakat meski asetnya kalah dibandingkan bank konvensional. “Contohnya seperti BNI Syariah, BRI Syariah, dan Bank Muamalat adalah bank dengan aset kecil dibawah Rp 60 triliun. Tetapi bank-bank itu memiliki branding yang besar dan gaungnya kemana-mana,” ujarnya.

Jadi, kata dia, yang salah adalah indikatornya karena menggunakan alat ukur aset, bukan nasabah. Selain itu, ia melihat besarnya bank syariah di Indonesia dari komponen dana pihak ketiga (DPK), dimana 90 persen berasal dari nasabah. Padahal, dia melanjutkan, di Malaysia hanya 25-30 milik masyarakat, sisanya berasal dari pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

“Untuk membesarkan bank syariah di Indonesia memang butuh bantuan pemerintah. Sayangnya selama ini, peran pemerintah Indonesia untuk membesarkan bank syariah sangat minim kalau dibandingkan dengan pemerintah Malaysia,” katanya. 

Untuk itu, ia berharap pemerintah membantu mengembangkan bank syariah, misalnya menempatkan dana setoran ibadah haji, sukuk hingga APBN di bank syariah.“Jika itu dilakukan tentu bank syariah akan semakin besar,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement