NEW YORK -- Dua perusahaan minyak terbesar AS, Exxon Mobil Corp dan Chevron Corp meraih laba \pada kuartal kedua dari bisnis pengilangan mereka. Keuntungan ini mengimbangi kondisi produksi minyak dan gas yang semakin berkurang serta penurunan harga minyak mentah.
Laba yang diraih di kuartal ketiga diakui kedua perusahaan itu juga lebih baik dari perkiraan para eksekutif saat menggembar-gemborkan pentingnya memiliki kilang minyak dan gas yang besar, pada Jumat lalu.
"Hasil per kuartal Exxon Mobil menunjukkan kekuatan model bisnis kami yang terintegrasi," kata Direktur Eksekutif Rex Tillerson saat mengumumkan hasil pembukuan perusahaannya, seperti dilansir reuters.
Sementara produksi Chevron, produsen minyak AS terbesar kedua setelah Exxon ini merosot saat sumur minyak yang baru dibuatnya gagal mengimbangi penurunan produksi di sumur galian yang lama. Namun saat harga minyak mentah beberapa bulan terakhir turun sekitar 25 persen, itu membuat laba Chevron di unit pengilangan melompat hampir empat kali lipat.
Keuntungan dari pengilangan cenderung naik ketika harga minyak justru turun. "Keuntungan dari pengilangan melampaui ekspektasi dan pada dasarnya mengimbangi harga minyak yang lebih rendah dan kurangnya pertumbuhan produksi," kata Edward Jones di St Louis.
Jadi, meskipun pendapatan dari produksi minyak mereka rendah, tapi Exon dan Chevron mampu mengimbangi dikarenakan bisnis kilang dan bisnis kimia mereka berkembang pesat.
"Itu adalah tema umum bagi kedua perusahaan," kata Brian Youngberg, analis perusahaan minyak. Saham Chevron merosot 0,1 persen menjadi 117,18 dolar AS, sementara Exxon naik 0,3 persen pada 94,75 dolar AS.