Rabu 05 Nov 2014 20:16 WIB

BI: Pertumbuhan Kredit 2015 takkan Capai 20 Persen

Rep: Satya Festiani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Penyaluran Kredit. Petugas melayani nasabah di kantor layanan Bank Muamalat, Jakarta, Rabu (20/8).(Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Penyaluran Kredit. Petugas melayani nasabah di kantor layanan Bank Muamalat, Jakarta, Rabu (20/8).(Republika/ Wihdan)

EKBIS.CO, SURABAYA -- Pertumbuhan kredit diperkirakan masih akan melambat pada tahun depan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksikan pertumbuhan kredit pada 2015 tak akan mencapai 20 persen, tetapi sedikit lebih tinggi daripada yang dicapai pada tahun ini.

Ketua Dewan Komisoner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, pertumbuhan kredit tahun depan akan lebih tinggi karena perekonomian yang membaik. "(Pertumbuhan kredit tahun depan) masih lebih tinggi dari tahun ini, tapi di bawah tahun lalu," ujar Muliaman di Surabaya, Rabu (5/11).

Pertumbuhan kredit tahun ini diperkirakan mencapai 16-18 persen. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit lebih rendah dari angka tersebut.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, pertumbuhan kredit 2014 hanya sebesar 12 persen. "Tahun depan rasanya masih juga," ujarnya. Namun, pertumbuhan kredit pada semester I dan semester II diprediksikan akan berbeda.

Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk Pahala Mansury mengatakan, pertumbuhan kredit industri perbankan pada tahun depan akan lebih baik dibandingkan pertumbuhan kredit pada tahun ini. Kendati demikian, pertumbuhan kredit industri perbankan tersebut diproyeksikan masih akan berada dikisaran 17 persen.

"Kami lihat dari sisi pertumbuhan kredit apakah bisa 20 persen tahun depan, tidak seperti itu, tapi kalau sekitar 17 persen-an masih mungkin, tapi kami perkirakan lebih baik dibandingkan tahun ini karena aliran dana juga sudah masuk ke Indonesia dan membuta pertumbuhan dana dan likuiditas sedikit membaik," ujarnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, kondisi likuiditas perbankan saat ini sulit untuk menopang target pertumbuhan kredit sebesar 15-17 persen tahun ini. Dia pun memperkirakan pertumbuhan kredit industri hingga akhir tahun ini hanya akan berada pada kisaran 10-12 persen.

"Kalau pertumbuhan kredit itu tinggi, pertumbuhan DPK-nya tidak akan mencukupi karena DPK itu sudah terbatas kenaikannya," ujarnya. Menurut Jahja, jika perbankan tidak menginginkan kondisi likuiditas yang ketat pada tahun ini kembali terulang, maka pertumbuhan kredit perbankan pada tahun depan diproyeksikan hanya akan berada pada kisaran 10-12 persen, atau relatif sama dengan pertumbuhan kredit pada tahun ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement